Sosok
AKBP Untung Sangaji, Tembak Teroris hingga Lawan Covid-19 Varian Delta
Meski melewati masa krisis akibat Covid-19, Untung bersyukur masih diberi umur panjang. Ia ucapkan terima kasih kepada tenaga medis di Merauke.
Penulis: Roy Ratumakin | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Roy Ratumakin.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Ajun Komisaris Besar Pol (AKBP) Ahmad Untung Surianata atau lebih dikenal dengan nama AKBP Untung Sangaji merupakan seorang perwira menengah Polri yang sejak 13 Oktober 2020 menjabat sebagai Kapolres Merauke, Papua.
Untung, sapaan akrab lulusan Akademi Polisi (Akpol) pada 1995 ini, sangat berpengalaman dalam bidang Polair.
Ia terakhir menjadi perwira Polri dalam jabatan Kasubbagjiansisops Bagjiansis Rojianstra Sops Polri.
Untung mulai dikenal kala aksi heroiknya menembak pelaku bom bunuh diri di Jakarta pada 14 Januari 2016 sekitar pukul 10.40 WIB, tepatnya di persimpangan Sarinah, Jakarta Pusat.
Kala itu, pelaku sedangan yang tak diketahui jumlahnya membawa granat dan senjata api.
Baca juga: Dokter Tigor Silaban dan Janjinya kepada Tuhan: Mengabdi di Pedalaman dan Tak Minta Bayaran
Baca juga: Masih Ingat AKBP Untung Sangaji yang Bakutembak Kontra Teroris Sarinah? Ini Kegiatannya di Merauke
Serangan dimulai ketika sebuah ledakan terjadi di tempat parkir Menara Cakrawala, di depan gerai Starbucks persimpangan Sarinah.
Tiga ledakan di sebuah pos polisi yang menewaskan satu warga sipil, sementara dua ledakan lainnya di gerai Starbucks menewaskan satu warga sipil lainnya.
Setelah ledakan-ledakan tersebut, polisi mencoba menyergap beberapa pelaku serangan.
Mereka berhasil menembak mati tiga pelaku serangan dan dua pelaku ditangkap.
Satu di antara pasukan Bhayangkara itu adalah AKBP Untung Sangaji.
Dengan kemeja putih, Untung gagah berani berjalan sambil memegang senjata dan menembaki para teroris yang menyimpan bom di tubuhnya.
Kala itu, Perwira Menengah (Pamen) tersebut sedang menjalankan tugasnya berjaga di luar ring Instana Kepresidenan.
Bersama tiga rekannya, Untung kala itu sedang ngopi di kafe Walnut, tak jauh dari lokasi serangan.
“Saya minum kopi, tiba-tiba saya mendengar suara tembakan. Saya keluar dari kafe dan langsung meihat ke pos polisi. Saya lihat, wah itu teroris, bukan sebuah kecelakaan,” kata Untung kala itu.