Pergantian OPD di Papua
Reshuffle Dirut RSUD Jayapura, Pengamat: Dirut Baru Jangan Bangun Kesenjangan Antartenaga Medis
Kami ingin pemimpin baru, jangan membangun gap antartenaga medis, sebab itu justru membuat pelayanan publik menjadi tidak optimal
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Gonjang-ganjing reshuffle pejabat di lingkungan Pemprov Papua yang dilakukan Gubernur Lukas Enembe terus memantik reaksi berbagai kalangan. Termasuk pergantian Direktur Utama (Dirut) RSUD Dok II Jayapura dari Aloysius Giyai kepada Anton Mote.
Pengamat pemerintahan di Papua, Habelino Sawaki, meminta Dirut RSUD Jayapura yang baru dilantik tidak membangun gap antarau kesenjangan antartenaga medis yang ada di Bumi Cenderawasih.
Baca juga: Rolling Pejabat di Papua Terus Memantik Reaksi, GMKI: Apa Indikator Pergantian Pejabat
Berdasarkan rilis yang diterima Tribun-Papua.com Minggu (22/8/2021), Habelino menyatakan banyak mengamati indikasi atau dugaan kasus maladministrasi.
Untuk itu dirinya berharap kepada Anton Mote selaku Dirut RSUD Dok II yang baru, agar dapat memperbaikinya, dan bisa fokus pada pelayanan public serta meminimalisir maladministrasi dan indikasi pelanggaran hukum.
"Khususnya kepada bapak Anton Mote, kami ucapkan selamat dan semoga bisa memperbaiki kinerja Dirut sebelumnya," ucapnya.
Pria yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Gemapi Papua itu menyampaikan apresiasinya, terhadap langkah Gubernur Papua, dalam melantik beberapa pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemprov Papua.
• Ramalan Zodiak Besok, Senin 23 Agustus 2021: Taurus Penuh Nostalgia, Cancer Menikmati Hari
Dengan pelantikan tersebut, Habelino mengharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan publik.
Sebagaimana diketahui, menurutnya banyak OAP yang dalam pelayanan kesehatan, menaruh harapan pada RSUD Dok II, sehingga pelayanan kesehatan yang baik pada RSUD Dok II, secara langsung berimplikasi pada kualitas kesehatan OAP.
"Kami ingin pemimpin baru, jangan membangun gap antartenaga medis, sebab itu justru membuat pelayanan publik menjadi tidak optimal," paparnya.
Habelino mengatakan Dirut baru, harus bisa merangkul seluruh tenaga medis. Bahkan lebih luas lagi dapat merangkul seluruh stakeholder Kesehatan yang ada di Tanah Papua. Dirinya mengungkapkan ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pejabat yang baru.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih (Uncen), Yulianus Dwaa, menilai pergantian Aloysius Giyai sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD DOK II) Jayapura tidak ada indikator yang jelas.
• Khawatir Terpapar Covid-19, Jacksen Pastikan Persipura Tak Uji Coba Jelang Kick Off BRI Liga 1
"Kita pertanyakan indikator apa yang menjadi alasan pergantian Aloysius Giyai, padahal kita tahu dia sedang berjuang merubah wajah RSUD Jayapura yang kumuh selama ini," ungkapnya.
Menurut dia, Aloysius di mata tenaga kesehatan di tanah Papua merupakan tokoh yang memiliki sepak terjang yang tidak tersaingi, bahkan penggantinya di beberapa jabatan strategis sebelumnya, belum mampu mengikuti jejak putra terbaik Mee dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di bumi Cenderawasih.
Tidak hanya mempertanyakan pergantian tersebut, Yulianus Dwaa juga meragukan penggantian yang dilakukan bisa melakukan terobosan-terobosan yang sama seperti yang sudah dilakukan oleh Aloysius Giyai.