LIPSUS Mahkota Burung Cenderawasih
PB PON XX: Gerai Honai Papua Tidak Menjual Mahkota Burung Cenderawasih
PB PON XX Papua menyatakan tidak akan menyediakan mahkota burung Cenderawasih sebagai cenderamata bagi para tamu PON XX, Oktober mendatang.
Penulis: Zaneta Chrestella Mirino | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - PB PON XX Papua menyatakan tidak akan menyediakan mahkota burung Cenderawasih sebagai cenderamata bagi para tamu PON XX pada Oktober mendatang.
Pernyataaan ini menyusul aturan Pemerintah Provinsi Papua dalam surat edaran Gubernur nomor 660.1/SET pada 5 Juni 2017 tentang larangan penggunaan mahkota burung Cenderawasih di acara seremonial ataupun menjadi suvenir.
"Sudah tidak bisa dan itu telah dilarang keras, kami juga tidak akan perna mendisplay karena sudah tertera jelas dalam aturan," ujar Wakil Sekertaris Umum PB PON XX Papua, Carolus Bolly, usai membuka resmi Gerai Hoani Papua di bilangan Abepura, Kota Jayapura, Rabu (8/9/2021).
Baca juga: Gerai Honai Papua Resmi Dibuka, Carolus: Hindari Produk Imitasi saat PON XX
Baca juga: 41 Napi Tewas Terbakar di Lapas Tangerang, Polisi Olah TKP Ungkap Penyebabnya

Perizinan, lanjut dia, hanya diberikan kepada acara adat dan moment sakral yang dilakukan di Papua.
Mengingat Cenderawasih merupakan hewan endemik, maka dirinya merasa tidak sembarangan untuk menjadikannya sebagai cenderamata.
"Justru kita harus menjaga, makanya kami di tempat ini sudah diimbau dan tahu betul apa yang harus dijual," jelasnya.
Baca juga: Pangdam Cenderawasih: Senjata Api Ditemukan di Pegubin dari Bougenville Papua Nugini
Baca juga: Tolak Mahkota Cenderawasih Dijadikan Cenderamata, Ramses Wally: Itu Kebesaran Adat Papua
Carolus berujar, selain Kota Jayapura, warga di setiap kampung hingga daerah terpencil di Papua juga harus menghentikan perburuan Cenderawasih.
"Di kampung-kampung itu orangtua dan anak-anak jangan kam tembak-tembak juga, larang di kota tapi di sana asal tembak," sindirnya.
Ia berharap tidak ada lagi penyalahgunaan burung Cenderawasih di Tanah Papua, namun sebaliknya harus menjaga keberlangsungannya.
"Kita jaga bersama dan rawat, agar ke depannya tidak hilang. Ini asli Papua, justru harus dilestarikan," pesan Carolus. (*)