Sejarah
Jejak PKI dalam Pembebasan Papua
Aidit mendukung aksi pembebasan Irian Barat. Partai Komunis Soviet, Belanda, dan Australia mendukung sikap PKI melawan kolonialisme barat.
Jakarta dan Yogyakarta pun bak lautan manusia. Ratusan ribu pemuda berdemonstrasi di jalan.
Mereka menuntut pembebasan Irian Barat. Demikian juga gerakan serupa di berbagai kota lainnya.
Baca juga: Anggota Koalisi Berebut Kursi Bekas Klemen Tinal, Airlangga: Hanya Golkar yang Berhak
Aidit merespon positif Komite Aksi Pembebasan Irian Barat. PKI menyatakan dukungan sepenuhnya demi bebasnya Irian Barat dari cengekraman kolonialisme.
"Asia sekarang, adalah Asia bangsa-bangsa merdeka, yang tidak akan membiarkan imperialis menginjak hak-hak rakyat Indonesia," ujarnya.
Awal 1960 adalah puncak gunung es. Hubungan Belanda dengan Indonesia semakin panas, dan Presiden Soekarno memutuskan hubungan diplomatik.
Indonesia semakin mesra dengan Uni Soviet. Peralatan tempur militer Indonesia dimodernisasi, dan mereka disiapkan untuk dikirim bertempur melawan pasukan Belanda di Irian Barat.
Periode ini, bersamaan upaya perundingan demi penentuan nasib Irian Barat apakah kembali ke Indonesia atau bercokol di cengekraman Belanda.
Perang Saraf Kontra Amerika
Di Moskow, Aidit menyampaikan masalah Irian Barat dalam Kongres Partai Komunis Uni Soviet.
Sementara di Tanah Air, penggalangan massa semakin masif. Kekuatan radikal juga bergabung dalam gerakan aksi pembebasan Irian Barat.
Mereka menyatakan diri Front Pemuda Pusat yang kebanyakan berasal dari kader PKI.
Lebih dari 10 juta pemuda dihimpun untuk bersiap jadi milisi, demi merebut Papua. Ini dilaporkan Harian Rakjat, 13 Oktober 1961.
Baca juga: Lukas Enembe: PON XX Adalah Harga Diri Orang Papua
Kampanye Aidit berhasil. Pimpinan Partai Komunis Belanda, Paul de Groot menyatakan sikap di posisi rakyat Indonesia apabila terjadi agresi militer di Irian Barat.
Dukungan yang sama juga diperoleh dari partai Komunis Australia, diwakili sekjennnya, Lancey Sharkey.
Di Yogyakarta, Presiden Soekarno menyatakan militer sudah siap dan milisi sudah dipersenjatai untuk pembebasan Irian Barat.