Sejarah
Jejak PKI dalam Pembebasan Papua
Aidit mendukung aksi pembebasan Irian Barat. Partai Komunis Soviet, Belanda, dan Australia mendukung sikap PKI melawan kolonialisme barat.
Indonesia tinggal menunggu keputusan PBB, pada November 1961.
Soekarno mengumumkan gerakan Tri Komando Rakyat (Trikora) pembebasan Irian Barat di Alun-alun Yogyakarta, 19 Desember 1961.
Papua dalam Benak Presiden
Dengan retorikanya, Presiden Soekarno melancarkan tekanan terhadap Amerika dan blok Barat lainnya agar melepaskan Irian Barat ke tangan Indonesia.
Aidit menyarankan kepada presiden pertama agar perusahaan milik Belanda di Indonesia dinasionalisasi.
PKI kemudia gerak cepat merespon Trikora bentukan Soekarno.
Baca juga: 4 Berita Populer: KKB Bakar Fasilitas di Pegubin hingga Oknum Pejabat di Papua Rudapaksa Siswi SMU
Pada 21 Desember, seluruh serikat buruh yang bernaung di bawah PKI mengeluarkan seruan bersama.
"Kaum buruh Indonesia telah siap membentuk pasukan sukarela kaum buruh," tulis Harian Rakjat, 23 Desember 1961.
Pemerintah Amerika di bawah rezim John F Kennedy memantau perkembangan perang saraf antara Indonesia dengan Belanda, soal Irian Barat.
Para penasehat Kennedy untuk urusan pertahanan, semakin cemas melihat upaya Indonesia yang semakin ganas.
Mereka lalu menyarankan agar Presiden Kennedy mengambil sikap secepatnya.
"Orang Indonesia akan mendapat Irian Barat, cepat atau lambat," ujar Walt Whitman Rostow, Asisten Khusus Presiden AS urusan Luar Negeri, kepada Kennedy.
Akhirnya, pilihan Amerika jatuh ke Indonesia demi menghindari dominasi Partai Komunis yang lebih besar di Indonesia.
Amerika lalu mengubah kebijakannya soal Irian Barat. Awal 1962, Amerika lebih aktif tampil sebagai mediator guna menyelesaikan masalah Irian Barat yang kini masuk dalam wilayah kesatuan Indonesia. (*)