Demo Ratusan Nelayan Tuntut Pencemaran Laut di Konawe Pecah, Polisi Lepaskan 5 Tembakan
Ratusan nelayan dari dua desa berkumpul di jalan hauling PT Gerbang Multi Sejahtera atau GMS, Sabtu (18/9/2021), melakukan unjuk rasa.
TRIBUN-PAPUA.COM - Ratusan nelayan dari dua desa berkumpul di jalan hauling PT Gerbang Multi Sejahtera atau GMS, Sabtu (18/9/2021) mulai pagi hingga malam, melakukan unjuk rasa.
Pendemo yang berasal dari Desa Sangi-sangi dan Ulu Sawa, Sulawesi Tenggara, ini meminta perusahaan tambang itu untuk bertanggung jawab atas pencemaran laut dengan menghentikan aktivitasnya.
Hal ini karena, hasil tangkapan nelayan berkurang drastis selama lima bulan terakhir karena laut tercemar material tambang yang membuat air laut kuning kemerahan.
Demo yang dipimpin mahasiswa ini lantas berunjuk rasa di site Amesiu PT GMS Desa Sangi-sangi, Kecamatan Laonti.
Baca juga: Bocah SMP yang Dirudapaksa Ayah dan Kakak Kandung Trauma dan Enggan Pulang, Nangis saat Pelaku Lewat
Baca juga: Tunggu di Seberang Jurang, KKB Tembaki Aparat saat Evakuasi Jenazah Suster Gabriella
Salah seorang pendemo Daud (28) mengatakan, awalnya aksi berlangsung damai mulai pukul 08.00 Wita.
"Kami sempat bernegosiasi dengan pihak perusahaan untuk menghentikan pencemaran laut itu. Tapi karena negosiasi buntu kami bertahan sampai sore," urai Daud melalui sambungan telepon, Minggu (19/9/2021).
Sekira pukul 15.00 Wita, massa menduduki jalan hauling, namun perusahaan memaksa untuk tetap beraktivitas dengan mengoperasikan dua truk pengangkut ore nikel.
Warga tak tinggal diam, mereka pun memblokade jalan menuju pelabuhan jety dengan membuat barisan emak-emak di posisi paling depan.

Tapi, kata Daud, pihak perusahaan dibantu kepolisian mengarahkan dua mobil truk bermuatan ore nikel untuk melintas di tengah-tengah massa.
"Katanya perusahaan sudah rugi waktu seharian tidak beroperasi, polisi dan pihak perusahaan memaksakan mobil (menabrak) massa," katanya.
Hal itu menyulut emosi pengunjuk rasa, seketika demonstrasi ricuh, massa dan polisi saling dorong.
Seiring dengan kericuhan itu, diduga sejumlah karyawan PT GMS hendak memukul massa.
Baca juga: Kesaksian Suster Puskesmas Kiwirok, Mengaku Punggungnya Ditebas Parang oleh KKB
"Saat (tembakan peringatan) ibu-ibu bertahan, korlap dan Ketua LMND (Anhar) lari dikejar polisi. Ada videonya," jelasnya.
Dari video yang diterima TribunnewsSultra.com, sejumlah polisi berseragam memakai senjata laras panjang mengejar warga.
Terdengar lima kali suara dentuman senjata ditembakkan ke udara, suasana ricuh, sejumlah pendemo berlarian turun menuju pantai.