ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sederet Fakta Luhut Laporkan Haris Ashar, Dipicu Statement Tudingan 'Main' Tambang di Papua

Statement Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti berujung pada pelaporan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut ke Polda Metro Jaya.

(KOMPAS.com/Ach. Fawaidi)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke DPRD Provinsi Bali, Kamis (12/8/2021) 

TRIBUN-PAPUA.COM - Statemen aktivis Haris Azhar dan Koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti berujung pada pelaporan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ke Polda Metro Jaya, Rabu (22/9/2021).

Luhut melaporkan sendiri Haris Azhar dan Fatia atas dugaan pencemaran nama baik.

Kini, laporan Luhut terdaftar dalam nomor LP/B/4702/IX/2021/SPKT/Polda Metro Jaya.

"Saya melaporkan pencemaran nama baik saya dengan polisi. Haris Azhar dan Fatia (yang dilaporkan)," ujar Luhut ditemani kuasa hukumnya, Juniver Girsang kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu.

Baca juga: Dipolisikan Luhut Pandjaitan, Ini Jawaban Kuasa Hukum Fatia Maulidiyanti

Baca juga: Geram pada Haris Azhar soal Tudingan Bisnis Tambang di Papua, Luhut: Saya Pidanakan dan Perdatakan

Berawal tudingan "bermain" di Tambang Papua

Luhut dan tim pengacaranya melaporkan Haris dan Fatia Kontras berkaitan dengan percakapan keduanya di kanal YouTube.

Pada kanal YouTube milik Haris, keduanya menyebut Luhut "bermain" dalam bisnis tambang di Intan Jaya, Papua.

Luhut pun membantah tudingan itu. Dia kemudian sempat melayangkan dua kali somasi kepada Haris Azhar dan Fatia.

Dalam somasi itu Luhut meminta Haris Azhar dan Fatia untuk menyampaikan permintaan maaf yang ditayangkan di YouTube.

"Sudah keterlaluan karena dua kali saya sudah minta (untuk) minta maaf, tidak mau minta maaf, sekarang kita ambil jalur hukum. Jadi saya pidanakan dan perdatakan," kata Luhut.

Sementara itu, kuasa hukum Fatia, Julius Ibrani, sebelumnya mengatakan, dua somasi yang dilayangkan Luhut telah dijawab kliennya.

Menurut Julius, kata "bermain" merupakan cara Fatia untuk menjelaskan secara sederhana kajian yang dibuat Kontras dan sejumlah LSM soal kepemilikan tambang di Intan Jaya, Papua.

"Kata ‘bermain' itu ada konteksnya, yaitu kajian sekelompok NGO (non-governmental organization). Kajian itu yang kemudian dijelaskan Fatia dalam bahasa yang sederhana," ujar Julius.

Baca juga: Dituding Bermain Tambang di Papua, Luhut Gugar Haris Azhar dan Fatia Sebesar Rp 100 Miliar

Bantah kriminalisasi Haris dan Fatia

Julius sebelumnya juga sempat mengatakan, dua kali somasi yang dilayangkan Luhut kepada Fatia hanya formalitas.

Dia telah memperkirakan pelaporan yang dibuat luhut dan dinilai ada tujuan untuk mengkriminalisasi Haris dan Fatia.

“Dari awal itu sudah kami tengarai, sebetulnya memang ini somasi hanya formalitas saja. Tujuannya memang ingin mengkriminalisasi,” kata kuasa hukum Fatia Maulidiyanti, Julis Ibrani, kepada Kompas TV, Selasa (21/9/2021) malam.

Mengenai tudingan itu, Luhut membantahnya. Menurut dia, tidak ada banyak waktu untuk memikirkan tujuan yang disebutkan.

"Tidak ada urusan ke situ. Saya tidak sempat waktu mikir ke situ, kerjaan saya sudah banyak," kata Luhut.

Alasan melapor

Luhut mengatakan, laporan polisi yang dibuat karena pernyataan Haris dan Fatia dinilai sudah menyinggung nama baiknya dan keluarga.

"Ya karena (Haris dan Fatia) sudah dua kali (disomasi) tidak mau minta maaf, saya kan harus mempertahankan nama baik saya, anak, cucu saya," kata Luhut.

Baca juga: Gugat Haris Azhar Rp 100 M, Luhut akan Sumbangkan Seluruhnya ke Papua jika Dikabulkan

Kuasa hukum luhut, Juniver Girsang, pun mengatakan serupa. Kliennya membuat laporan karena Haris dan Fatia tak menggubris dua somasi yang telah dilayangkan.

"Melaporkan (Haris dan Fatia) itu karena mereka sudah dikasih kesempatan untuk menyampaikan peemintaan maaf atas pernyataan tidak benar, tidak ditanggapi," kata Juniver.

Menurut Juniver, memproses Haris dan Fatia melalui jalur hukum merupakan upaya guna membuktikan pernyataan yang ditudingkan melalui kanal YouTube.

"Nanti diproses hukum inilah dibuktikan apa benar atau tidak pernyataannya itu. Kami mengatakan pernyataan itu tidak benar makanya kita membuat laporan," ucap Juniver.

Gugat Rp 100 M

Selain melapor, Luhut juga menggugat Haris Azhar dan Fatia senilai Rp 100 miliar terkait tudingannya.

"Pak Luhut sampaikan masalah ini juga dilakukan gugatan perdata. Kami akan menuntut kepada baik Haris Azhar maupun Fatia yang telah mencemarkan nama baiknya itu Rp 100 miliar," kata Juniver.

Menurut Juniver, uang Rp 100 miliar itu rencananya diberikan kepada masyarakat Papua bila gugatan itu nantinya dikabulkan hakim dalam persidangan.

"Kalau dikabulkan oleh hakim, akan disumbangkan kepada masyarakat Papua. Itulah antusias beliau membuktikan apa yang dituduhkan itu tidak benar dan merupakan fitnah pencemaran," kata Juniver.

Haris Azhar, pengacara Chuck Suryosumpeno.
Haris Azhar, pengacara Chuck Suryosumpeno. (Warta Kota/IST)

Polisi teliti laporan Luhut

Sementara itu, polisi memastikan telah menerima laporan Luhut. Laporan itu telah diserahkan ke Subdit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya untuk diteliti.

"Tadi beliau (Luhut) sudah membawa beberapa barang bukti yang ada, ini masih akan dipelajari dan meneliti laporan yang ada di Polda Metro Jaya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam keterangannya, Rabu.

Adapun tujuan pelaporan Luhut diteliti untuk memastikan naik atau tidaknya kasus itu ke tingkat penyelidikan sebelum nantinya melakukan klarifikasi lengkap.

"Apakah naik ke tingkat penyelidikan, kami akan melakukan pemanggilan saksi-saksi ke depan. Jadi kita tunggu saja nanti seperti apa karena ini baru saja laporan polisinya datang," ucap Yusri.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " Sederet Fakta Laporan Luhut terhadap Haris Azhar dan Fatia Kontras, Berawal dari Tudingan "Main" di Tambang Papua"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved