ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

G30S PKI

Kisah Letjen MT Haryono Korban G30S, Fasih 3 Bahasa dan Dimusuhi PKI

Letjen MT Haryono memiliki kemampuan menguasai bahasa asing, Inggris, Belanda dan Jepang membuatnya sering ikut serta dalam perundingan.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Kisah Letjen MT Haryono Korban Keganasan G30S: Calon Dokter yang Fasih 3 Bahasa, sangat dimusuhi PKI. 

Ketika merebut senjata, MT Haryono tertembak dibelakang dan tewas.

Baca juga: Kisah Saudagar Aceh Teuku Markam Sumbang Emas untuk Monas, Dituduh PKI dan Dipenjara Soeharto

MT Haryono, lahir di Surabaya pada 20 Januari 1924. Ia memilik cita-cita menjadi seorang dokter.

Ia memperoleh pendidikan di Eurospeesch Lagere School (ELS), lalu dilanjutkan menempuh pendidikan di Hoogere Burgerschool (HBS).

Usai tamat dari HBS, MT Haryono melanjutkans pendidikan di Ika Dai Gakki (Sekolah Kedokteran) pada masa pendudukan Jepang di Jakarta.

Namun, saat Indonesia sedang masa perang mempertahankan kemerdekaan, ia keluar dari sekolah kedokteran dan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Ia memiliki kemampuan menguasai bahasa asing, Inggris, Belanda dan Jepang membuatnya sering ikut serta dalam perundingan.

Ketika Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda (23 Agustus-2 November 1949), ia dipercaya sebagai sekretaris delegasi militer Indonesia.

Dimusuhi PKI

Ketika MT Haryono dingkat sebagai Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) dengan pangkat mayor jenderal pada 1 Juli 1964 situasi bangsa Indonesia dilandai berbagai pemberontakan.

Salah satunya adalah PKI. Pada waktu itu PKI mengusulkan untuk membuat Angkatan Kelima dengan mempersenjatai kaum buruh dan tanah tani.

Namun, MT Haryono dan perwira tinggi lainnya menolak usulan itu. Mereka pun dimusuhi dan menjadi target pada peristiwa G-30S/PKI.

Dikutip Historia, situasi politik Indonesia saat menjabat sebagai Menpangad sedang panas oleh konfrontasi dengan Malaysia.

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur DOK. (Shutterstock)
Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur DOK. (Shutterstock) (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Sementara di dalan negeri, AD bersaing keras dengan PKI demi merebut pengaruh Sukarno.

Baca juga: Kisah Letkol Untung Ditembak Mati Atas Kasus G30S PKI, Berharap Ditolong Soeharto

Dalam situasi politik tersebut, MT Haryono sering ikut rapat dengan presiden hingga larut malam.

Bahkan sering diskusi tentang perpolitikan nasional dengan rekan-rekannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved