ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Tes Doping Plan

Dinilai Tak Patuh Standar Anti-Doping, Indonesia Terancam Tak Bisa Gelar Ivent Internasional

Badan Anti-Doping Dunia (WADA) telah berkirim surat kepada Indonesia yang isinya melarang Indonesia menjadi tuan rumah event internasional

Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
Menpora Zainudin Amali saat meninjau Media Center dan NBC di Kantor Gubernur Papua, Jayapura, Rabu (6/10/2021) malam. (Dok: Kemenpora) 

Caption: Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Di tengah kesibukannya memantau jalannya Pekan Olahraga (PON) XX Papua di Jayapura dan tiga wilayah lainnya, Menpora Zainudin Amali juga turut menanggapi persoalan olahraga lain.

Seperti diketahui, sebelumnya Badan Anti-Doping Dunia (WADA) telah berkirim surat kepada Indonesia yang isinya melarang Indonesia menjadi tuan rumah event internasional karena dinilai tidak patuh pada penegakan standar anti-doping karena tidak mengikuti Test Doping Plan (TDP) yang dibuat pada tahun 2020.

Menpora Amali beserta jajarannya pun pada Jumat (8/10/2021) siang langsung merespon surat tersebut.

Baca juga: Ketua DPRP Papua Jhony Banua Rouw Yakin Akan Muncul Atlet-Atlet Dayung Berkualitas Dari Papua

“Memang benar kita mendapatkan surat dari WADA itu tentang dianggap ketidakpatuhan,” kata Menpora Amali saat memberikan keterangan pers secara virtual.

Pada September 15 lalu, WADA mengeluarkan surat teguran, namun respon dari LADI dianggap belum memadai. Sehingga WADA mengirimkan kembali surat teguran pada 7 Oktober 202.

Atas surat tersebut, pada hari ini, 8 Oktober 2021 Kemenpora langsung bergerak cepat dan melakukan koordinasi dengan Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) untuk memberikan klarifikasi bahwa pada tahun 2020.

LADI tidak dapat mengirimkan jumlah sampel sesuai dengan TDP (Test Doping Planning) karena olahraga terhenti akibat adanya pandemi COVID-19 pada Maret 2020.

“Ini yang menyebabkan berkurangnya jumlah sampel yang dikirim ke Lab anti-doping di Qatar. Sedangkan untuk tahun 2021 masih akan diharapkan dari sampel yang diambil saat PON XX Papua,” ujar Menpora Amali.

“Ini lebih pada pengiriman sampel. Karena pengiriman sampel kita memang merencanakan akan memberikan sample pada tahun 2020,” tambahnya.

Baca juga: Satu Lagi Medali dari Tinju untuk Sulut di PON Papua, Farrand Papendang Menang TKO atas Petinju Riau

Menurutnya, semenjak pandemi covid-19 kegiatan-kegiatan olahraga terhenti secara total sehingga tidak ada kegiatan-kegiatan olahraga yang bisa kita jadikan sampel untuk anti-doping pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut.

Di sisi lain, sample waktu itu direncanakan by name para atlet. Padahal, sejumlah atlet yang direncanakan untuk diambil sampel urine sudah mengikuti event olahraga di luar negeri, baik itu untuk kualifikasi olimpiade maupun kejuaraan single event.

Baca juga: Pasca Ricuh, Aparat Gabungan TNI-Polri Jaga Ketat GOR Cenderawasih Jayapura

“Sehingga itu menyulitkan (pengambilan sampel). Sementara di dalam negeri juga tidak ada pertandingan-pertandingan itu,” jelasnya.

Namun demikian, Menpora Amali mengaku tidak khawatir karena target sample bisa dipenuhi pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang saat ini sedang berlangsung di Papua.

“Nah itu dalam surat kami yang sudah dikirim tadi itu sudah dijelaskan PON masih berlangsung. Artinya dari PON ini kita bisa banyak sampel dan apa yang sudah direncanakan itu, insya Allah akan terpenuhi,” harap Menpora Amali.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved