ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

G30S PKI

Kesaksian Dua Peneliti dan Dua Algojo 1965: Dicap PKI dan Disiksa

Para algojo atau penjagal muncul sebagai eksekutor untuk membunuh orang-orang dari Partai Komunis Indonesia (PKI) atau mereka yang dicap sebagai PKI.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Pemberontakan PKI (Wikimedia Commons) 

Pada tahun 1965, Soepomo adalah pengajar di Sekolah Dasar Ampel, Boyolali, Jawa Tengah.

Pada tahun 2012, Soepomo menjadi Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965.

Pada tahun ini juga Soepomo berumur 67 tahun dan menceritakan pengalamannya saat ditangkap oleh sekelompok tentara di daerah Mojosongo Utara.

Soepomo memiliki telinga kiri terbelah yang ditangkap dan dibawa ke kantor Bintara Urusan Teritorial Pertahanan Rakyat atau Komando Rayon Militer Mojosongo, Boyolali.

Di kantor tersebut, ia diinterogasi atas tuduhan kepemilikan senjata.

Tuduhan yang Soepomo dapatkan tak terbukti, namun demikian ia disiksa.

Baca juga: Sorotan Media Asing Atas Tragedi G30S PKI 1965: Ada Propaganda Hitam Inggris

"Dua hari dua malam, telinga dan betis dibabat pedang samurai, kepala dipukul popor senjata, punggung dicambuki dengan karet besar ukuran 5-6 centimeter sepanjang 60 centimeter," ungkap Soepomo.

Akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965 / G30S, membuat tentara dan massa bergerak di wilayah Boyolali, Klaten, Solo, Sukoharjo dan sekitarnya.

Provinsi Jawa Tengah memang dikenal sebagai daerah merah karena banyak terdapat basis-basis keanggotaan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Soepomo menuturkan operasi penumpasan PKI dilakukan oleh Resimen Para Komando Angkatan Darat dan Pasukan Komando Daerah Militer VII/Diponegoro, yang berlangsung sejak 22 Oktober 1965.

Ditangkapnya Soepomo beralasan karena ia aktif sebagai anggota pengurus Pemuda Rakyat (organisasi pemuda afiliasi PKI) di Kabupaten Boyolali.

Soepomo mengaku sempat menjadi target pembunuhan, namun berhasil lolos karena bantuan temannya.

Pada akhirnya, Soepomo ditangkap dan ditahan di beberapa kamp penahanan.

Selanjutnya, ia dipekerjakan secara paksa selama bertahun-tahun.

Saat ini, Soepomo giat dalam advokasi korban peristiwa 65.

Baca juga: Kisah Musso, Pimpinan PKI Madiun yang Dieksekusi Mati Sebelum G30S

Halaman
1234
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved