KKB Papua
Organisasi Papua Merdeka Klaim Tewaskan 4 Prajurit dalam Kontak Senjata di Intan Jaya
penembakan itu dipimpin oleh Komandan Operasi TPNPB Kodap 8 Intan Jaya, Udinus Kogoya Cs.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Tentara Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim telah menembak 4 prajurit TNI dalam sebuah kontak senjata di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Namun, klaim TPNPB- OPM tersebut dibantah oleh Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria.
Reza menyatakan, tidak ada korban jiwa di pihaknya seperti yang disampaikan separatis tersebut.
Ia membenarkan telah terjadi kontak senjata yang terjadi hampir tiga jam sejak pukul 08.30 hingga 10.50 WIT pada, Kamis (18/11/2021) kemarin di wilayah Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
"Dalam kontak tembak, tidak ada korban jiwa dari pihak Satgas TNI-Polri," kata Reza saat dikonfirmasi, Jumat (19/11/2021).
"Saat ini Satgas TNI-Polri masih melaksanakan siaga untuk memonitor perkembangan situasi," ucapnya.
Baca juga: Jokowi dan DPR Diprotes Soal Penindakan Organisasi Papua Merdeka
Reza berharap agar situasi keamanan di wilayah Bumi Cenderawasih dapat semakin kondusif ke depannya sehingga aktivitas dan kegiatan perekonomian masyarakat dapat berjalan kembali.
Sebelumnya, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengkalim adanya korban jiwa di pihak TNI-Polri.
Ia mengatakan, dalam kontak senjata tersebut, lima anggota TNI-Polri tertembak. Empat di antaranya disebutkan tewas.
Kontak senjata, kata dia, terjadi di Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
Menurutnya, wilayah tersebut merupakan lokasi kantor Polres Intan Jaya dan BPBD.
"Jenazah belum dievakuasi karena kami kuasai bandara Intan Jaya, dan pihak TPNPB KODAP VIII Intan Jaya belum ada yang korban," ucap Sebby.
Dia mengatakan penembakan itu dipimpin oleh Komandan Operasi TPNPB Kodap 8 Intan Jaya, Udinus Kogoya bersama dengan sejumlah pimpinan lain seperti Enos Tipagau, Lucky Matuan dan Sony Tabuni.
Baca juga: Jokowi Nyatakan Tidak Ada Tempat Bagi KKB Papua, Jubir OPM: Kami Tidak Dialog dengan Bawahan
Adapun kawasan Intan Jaya dalam beberapa waktu lalu kembali bergejolak lantaran kerap terjadi kontak senjata antara aparat dengan KKB.
Polisi mencatat ada 5.859 orang yang mengungsi pasca kontak senjata pecah di kawasan Bandara Bilorai, Jumat (29/10/2021) lalu.

450 Pasukan Yonif Para Raider 328 Kostrad Dikirim ke Intan Jaya
Sementara itu, untuk membantu menjaga keamanan, sebanyak 450 pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad dikirim ke salah satu wilayah yang menjadi basis kuat KKB Papua, yakni Kabupaten Intan Jaya.
Seperti diketahui, KKB Papua di Intan Jaya memang cukup masif melakukan aksi teror.
Namun, pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad tak gentar dan tetap berangkat melaksanakan tugasnya sebagai Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas).
Melansir dari rilis Penerangan Kostrad, sebanyak 450 Prajurit Yonif Para Raider 328 Kostrad melaksanakan tradisi Penciuman Bendera Perang yang menandakan telah siap lahir batin untuk manjalankan Penugasan.
Baca juga: KKB Papua Kocar-kacir Saat Ditindak Aparat Gabungan di Intan Jaya, Satu Tewas dan 3 Kabur
Penciuman Bendera perang ini merupakan wujud kebanggaan terhadap satuan yang didasari dengan hati bersih dan jiwa tulus serta menjadi pertanda kesiapan lahir dan batin bagi seluruh prajurit untuk menjalankan tugas yang dipercayakan negara kepada Yonif Para Raider 328 Kostrad.
Seperti diberitakan sebelumnya, satuan yang kini berperan sebagai Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI dari Divisi Infanteri (Divif) I Kostrad ini mendapatkan penghargaan untuk mengemban tugas dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Penyangga Mobile RI-Papua Nugini.
Tak main-main, mereka bakal bertugas di wilayah Papua yang selama ini menjadi basis kuat kelompok teroris bersenjata OPM Papua, yaitu di Kabupaten Intan Jaya.
Sekadar diketahui, melansir dari Wikipedia, Batalyon Infanteri Para Raider 328/Dirgahayu disingkat Yonif Para Raider 328/Dirgahayu adalah batalyon infanteri lintas udara yang berada dibawah kendali Brigif Linud 17/Kujang I, Divisi Infanteri 1/Kostrad.
Yonif Linud ini berdiri pada tanggal 16 Mei 1958 dengan personel dari eks kompi Syiwa I dan II.
Batalyon ini terdiri dari kompi A, B, C, Kompi Markas dan Kompi Bantuan.
Baca juga: Organisasi Papua Merdeka Minta Dialog Langsung dengan Presiden Jokowi
Satuan ini bermarkas di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Kekuatan personel lebih kurang 730 anggota.
Batalyon ini masuk ke Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad bersama Yonif Linud 305/Tengkorak dan Yonif Linud 330/Tri Dharma.
Prestasi batalyon ini antara lain menangkap Kartosuwiryo tanggal 4 Juli 1962 di Gunung Geber, Majalaya oleh Kompi C Yon 328 Kujang II/Siliwangi di bawah pimpinan Letnan Dua Suhanda.
Situasi Intan Jaya Masih Tak Aman karena Kebrutalan KKB Papua.
Sementara itu, situasi Kabupaten Intan Jaya, Papua, saat ini masih tak aman karena kebrutalan KKB Papua.
Terbaru, seorang warga sipil terluka karena terkena tembakan.
Hal itu dibenarkan oleh Komandan Korem (Danrem) 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gastoro.
Taufan menyebut adanya seorang warga sipil mengalami luka tembak.
"Memang benar ada seorang wanita yakni Agustinus Hondali (24 tahun) mengalami luka tembak," kata Brigjen Taufan, Rabu (10/11/2021).
Baca juga: Dilepas Persipura, Jacksen F Tiago Merapat ke Persis Solo?
Dijelaskankannya, penembakan terjadi di jalan atau lokasi yang memang rawan gangguan Kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Baca juga: Karyawan PT Delarosa Ditembak di Nduga Papua, Polisi: Pelakunya KKB
Namun demikian, Taufan mengatakan bahwa dugaan sementara, korban bukan ditembak tetapi terkena tembakan.
"Kami masih menelusuri tembakan itu dari pihak mana," imbuhnya.
Adapun korban, lanjut Taufan, sedang dalam proses evakuasi oleh anggota agar mendapat penanganan medis.
Untuk diketahui, insiden penembakan di Kabupaten Intan Jaya, tidak hanya terjadi kali ini saja. (*)