ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Wisata Tugu MacArthur

Tugu MacArthur di Sentani Jayapura, Penanda Markas Sekutu Pernah Dibangun Tahun 1944 

Tugu MacArthur berjarak 37 Kilometer dari pusat Kota Jayapura yakni Taman Imbi, dan dapat ditempuh dengan waktu sekira 1 jam 2 menit

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Tribun-Papua
WISATA PAPUA - Objek wisata Tugu MacArthur di Ifar Gunung Sentani Kabupaten Jayapura, Minggu (21/11/2021).  

Pada tampak depan tugu tersebut, terdapat gambar pedang dan sebuah tulisan yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. 

Baca juga: Atlet Karate PON XX Papua, Kurniawan: Bonus ini Untuk Biaya Naik Haji Orangtua

Intisari dari tulisan tersebut adalah ingin menegaskan bahwa, pada suatu musim panas tahun 1944, suatu hamparan kompleks markas besar, terserak di tempat ini (Ifar Gunung Sentani). 

Selain tugu, di sisi kanan area tugu tersebut, juga terdapat sebuah ruang informasi yang menyimpan peninggalan Jenderal Douglas MacArthur, dan informasi seputar Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya. 

Dari informasi yang diperoleh Tribun-Papua.com, latar belakang didirikannya markas sekutu tersebut, diawali dari pendaratan pertama di Teluk Humboldt atau Teluk Hamadi pada 22 April 1944 silam. 

Baca juga: Wali Kota Benhur Tomi Mano Buka Numbay Creative Festival di Taman Imbi

Saat itu, Jenderal Douglas MacArthur memerintahkan para pasukannya untuk mendirikan Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya di Distrik Sentani, tepatnya di Kawasan Ifar Gunung.

Lalu tujuan Tugu Mac Arthur didirikan di markas besar sekutu itu, lantaran untuk sebagai pembuktian atau simbol bahwa Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur dan para sekutunya, telah mendarat di Hollandia (Jayapura).

Untuk diketahui, kala itu saat Perang Dunia ke - II, Jayapura menjadi markas pertahanan untuk menetralisir pertahanan Jepang di Rabual Papua Nugini. 

Bagi wisatawan yang akan datang berkunjung ke objek wisata Tugu MacArthur di Sentani ini, disarankan untum membawa bekal atau camilan sendiri. 

Karena di tempat ini, tidak ada kios ataupun warung yang menjual makanan dan minuman. Untuk dapat masuk ke objek wisata bersejarah itu, wisatawan tidak dikenakan biaya masuk alias gratis. (*) 

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved