ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Atasi KKB, Ini Saran Tokoh Adat Papua

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah pegunungan Papua akhir-akhir ini melancarkan aksinya.

Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
ILUSTRASI - Gerald Sokoy (jaket biru sambil memegang kertas), tenaga kesehatan yang dikabarkan hilang pascapenyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang pada 13 September lalu, kini berada di tangan Tentara Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dikomandoi Lamek Taplo. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah pegunungan Papua akhir-akhir ini melancarkan aksinya.

Aksi tersebut baik menyerang personil aparat kemanan dalam hal ini TNI-Polri bahkan warga sipil.

Sudah banyak juga korban jiwa berjatuhan akibat kontak tembak antara aparat keamanan dengan KKB yang dicap Teroris oleh negara.

Korban jiwa tersebut pun berjatuhan di kubu KKB, TNI-Polri, tenaga kesehatan (nakes) hingga warga sipil.

Baca juga: Kok Bisa, Perusahaan BUMN Tunggak Pajak, BPK RI: PT Pertamina Belum Bayar PBBKB Rp 1,96 Triliun

Bahkan, akibat gejolak tersebut, ada oknum-oknum aparat keamanan yang memanfaatkan moment tersebut untuk menjadi korir bahkan menjual amunisi kepada kelompok Teroris.

Melihat hal tersebut, satu diantara tokoh adat Papua, Ramses Wally meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka ruang dialog.

Hal ini guna mengatasi konflik bersenjata yang berakibat jatuhnya korban sipil dan militer di Bumi Cenderawasih.

"Bapak Presiden Jokowi perlu mengambil langkah netral dengan melibatkan pemerintah pusat dan kelompok yang memiliki perbedaan ideologi baik di dalam maupun luar negeri untuk berdialog, dan membicarakan serta menyelesaikan seluruh pertikaian di atas tanah Papua," kata Ramses kepada Tribun-Papua.com, di Jayapura, Rabu (8/12/2021).

Menurut Ramses, inti dari seluruh aksi yang dilakukan KKB di Papua adalah soal ideologi.

Baca juga: RI Berisiko Rendah Covid-19, Kemenkes: Kabar Baik bagi Kita

Cara mengatasinya, lanjut dia, hanya dengandialog melibatkan pihak ke-tiga atau mediator.

"Jangan melihat perjuangan mereka sebagai ancaman karena bagaimanapun mereka adalah warga negara Indonesia, oleh sebab itu perlu dilakukan pola pendekatan dan komunikasi dengan pemimpin mereka, baik di dalam maupun luar negeri."

Baca juga: [BAGIAN KEEMPAT] Penanganan HIV Terbengkalai

"Saya pikir cara tersebut, semuanya akan menemukan titik persoalan yang menguntungkan. Sebab perjuangan mereka ini soal ideologi, tidak bisa dengan pola kekerasan," jelas Ramses yang juga Sekretaris Nasional Jaringan organisasi komunitas warga Indonesia pendukung Jokowi (Seknas-Jokowi).

Apabila negara mengatasi KKB dengan pola kekerasan, kata Ramses, maka akan menimbulkan jalan buntu.

Brigjen Izak Pangemanan: Tak Ada Gunanya Saling Membunuh

Guna memberikan rasa aman bagi masyarakat di wilayah Papua khususnya di pegunungan Papua yang selama ini menjadi selalu terjadi kontak tembak antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), TNI pun merubah pola pendekatan.

Diketahui, baru-baru ini telah terjadi kontak tembak di Kabupaten Pegunungan Bintang dan Intan Jaya.

Dari kontak tembak tersebut, ada anggota TNI yang terluka bahkan gugur.

Walau prajuritnya gugur, Komandan Korem 172/PWY Brigjen Izak Pangemanan tetap berpegang teguh pada perintah atasannya yaitu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Arahan Jenderal Andika Perkasa kepada seluruh jajarannya di Papua adalah merubah pola pendekatan dengan tak lagi mengedepankan upaya represif.

Baca juga: KSAD Dudung: Penanganan di Papua Melalui Pendekatan Kemanusiaan

"Kalau kita saling membunuh tidak akan selesai," kata Izak, pekan lalu.

Menurut Izak, sesuai arahan Panglima TNI, pihaknya lebih mendorong upaya damai ketimbang kontak tembak.

"Tapi kami juga butuh kerjasama lintas sektor yang melibatkan Pemda, Tokokh Agama, Tokoh Adat dan semua pihak agar tak ada lagi pertumpahan darah," ujarnya.

Disisi lain, kata Izak, pihaknya berharap kelompok yang dicap teroris oleh negara tersebut untuk menghentikan aksinya.

"Tugas kami ada dua, yaitu, melakukan pembinaan terotorial dan melakukan komunikasi sosial sembari berharap mereka (KKB) tak lagi menyerang," tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved