Kronologi Kapal Angkut 50 WNI Tenggelam di Malaysia hingga 18 Orang Tewas, Korban Sempat Video Call
Dilaporkan ada 18 orang meninggal dunia, 18 orang masih dalam pencarian dan 14 orang dinyatakan selamat.
TRIBUN-PAPUA.COM - Kapal yang mengangkut 50 orang buruh migran Indonesia yang berangkat dari Tanjung Uban, Kepulauan Riau menuju Johor Malaysia, tenggelam pada Rabu (15/12/2021) pagi sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
Tepatnya, kapal tersebut tenggelam perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia pada Rabu (15/12/2021).
Hingga Kamis (16/12/2021), dilaporkan ada 18 orang meninggal dunia, 18 orang masih dalam pencarian dan 14 orang dinyatakan selamat.
Baca juga: Kronologi 2 Remaja Ditabrak Mobil lalu Hilang Misterius, Jasadnya Ditemukan 3 Hari Kemudian
Baca juga: Fakta Polisi Abaikan Korban Tabrak Lari di Jalan, Alasan Terburu-buru hingga Polda Sulsel Bereaksi
Diduga semua penumpang yang ada di di kapal tersebut adalah buruh migran asal Indonesia yang masuk ke Malaysia tanpa dokumen.
Gelombang Tinggi hingga 5 Meter
Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono mengatakan pencarian korban kapal tenggelam di Johor Malaysia terkendala dengan gelombang yang tingginya mencapai 5 meter.
Menurutnya, kapal yang membawa 50 penumpang terbalik saat sudah di bibir pantai sehingga kemungkinan banyak korban yang selamat.
Terkait korban yang belum ditemukan, Hermono mengatakan bisa jadi mereka selamat dan sembunyi di daratan karena khawatir ditangkap aparat.
"Mereka yang hilang bukan berarti dapat disimpulkan meninggal dunia, tapi sembunyi di daratan. Biasanya mereka sembunyi di ladang-ladang sawit," jelas dia dikutip dari BBC Indonesia.
Baca juga: Tidak Ada Pesta, Wali Kota Jayapura Minta Masyarakat Doa Syukur Akhir Tahun di Rumah
Sempat Video Call Keluarga
Dua korban kapal yang karang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di lokasi kejadian, ada enam kartu identitas waga NTB yang ditemukan dan dua di antaranya sudah teridentifikasi.
Kartu identitas yang ditemukan berupa paspor, KTP, SIM, KK, hingga kartu vaksin.
Dua orang tersebut adalah Syech Mulasela dari Kampung Bineka, Desa Kopang Rembige, Lombok Tengah dan Bangsal Udin Basar dari Kawo, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Murni, istri Bangsal bercerita suaminya berencana ke Malaysia karena desakan ekonomi dan kebutuhan biaya sekolah anak.