ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Tribun Militer

Kontras Klaim Jenderal Andika Tak Hormati Putusan Hakim, Eks Tim Mawar Jabat Pangdam Jaya

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dinilai tak menghormati keputusan hakim dalam proses hukum terhadap Tim Mawar.

Editor: Roy Ratumakin
Tribunnews/Yongky Yulius
Tim Mawar merupakan tim kecil yang dibuat Kopassus untuk menculik para aktivis 1998. Tim Mawar terbentuk karena peristiwa 27 Juli 1996. 

Tim Mawar sudah menyiapkan tempat penyekapan sekaligus markas di Markas Kopassus, Cijatung.  Target penangkapan pertama mereka adalah Desmond, aktivis dan pengacara Lembaga Bantuan Hukum Nasional.

Pada 3 Februari 1998, sekitar pukul 09.30 WIB, Kapten Fauzani memerintah Kapten Dadang, Kapten Nugroho, dan Kapten Djaka untuk menangkap Desmond. 

Desmond tertangkap ketika ia pergi ke luar kantor sekitar pukul 12.00 siang.  Penangkapan dilancarkan saat Desmond tengah turun dari mikrolet yang ia tumpangi.

Setelah tertangkap, Desmond dalam keadaan tangan terikat dan mata dibalut kain hitam dibawa ke markas Kopassus di Cijatung. 

Selama di markas, Desmond banyak menerima siksaan fisik, salah satunya dipukul. Ia juga dibawa ke sel bawah tanah.  

Setelah itu, Kapten Fauzani memerintahkan Kapten Yulius untuk menangkap Aan Rusdianto, aktivis Partai Rakyat Demokratik di Rusun Klender. 

Malam itu, Kapten Yulis menyamar sebagai pak RT.  Ia mengetuk pintu rumah Aan. Sesaat begitu pintu dibuka, Aan langsung ditangkap dan dibawa ke markas.

Baca juga: FOTO Banjir Landa Kota Jayapura Papua

Selain Aan, rupanya Nezar juga sedang berada di rumah tersebut. Ia kemudian turut ditangkap.  Keduanya dibawa ke markas dan tiba sekitar pukul 20.30. 

Kapten Yulis memerintah Kapten Djaka untuk tetap di Rusun Klender, barangkali masih ada orang yang akan datang.

Sayangnya, ketika Kapten Djaka hendak masuk ke unit yang disewa aktivis PRD tersebut, sudah lebih dulu ada petugas Koramil Duren Sawit. 

Mereka menangkap Mugiyanto yang sedang berada di dalam kamar. Setelah Aan dan Nezar, pada 4 Februari Pius Lustrilanang berhasil diciduk oleh Tim Mawar di depan RS Cipto Mangunkusumo di Salemba, Jakarta Pusat. 

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa: Mencari Prajurit Asal Papua Banyak Kendala

Setelah Pius, disusul Haryanto Taslam yang diculik pada 8 Maret 1998.  Taslam merupakan salah satu aktivis PDI Pro-Megawati.

Penculikan selanjutnya terjadi pada 12 Maret 1998. Faisol Riza dan Raharja Waluyo Jati tertangkap di RS Cipto Mangunkusumo.  Usai menulik kedelapan orang tersebut, pada 27 Maret, atas perintah Mayor Bambang, Kapten Fauzani diminta menangkap Andi Arief.

Andi Arief adalah ketua umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi dan Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik.

Andi Arief ditangkap di rumah kakaknya. Ia kemudian dibawa ke markas dan ditahan di sel bawah tanah. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved