ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Viral Foto Guru di Pedalaman Flores Cari Sinyal Internet, Kepsek: Harus ke Kebun atau ke Hutan

Viral di media sosial sejumlah foto yang memperlihatkan empat pria memakai seragam sedang mencari sinyal internet di sebuah pondok warga.

Dokumen Facebook Pgri Flotim
Guru dan operator di SD Negeri Demondei, Desa Demondei, Kecamatan Wotan Ulu Mado, Kabupaten Flores Timur yang sedang mencari sinyal internet di salah satu pondok yang ada di kebun warga. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Viral di media sosial sejumlah foto yang memperlihatkan empat pria memakai seragam sedang mencari sinyal internet di sebuah pondok warga, pada Kamis (17/3/2022).

Dalam foto yang diunggah oleh akun Facebook Pgri Flotim pada Selasa (15/3/2022), mereka tampak berusaha mencari sinyal internet di berbagai sudut pondok.

Setelah ditelusuri, mereka adalah guru dan operator di Sekolah Dasar (SD) Negeri Demondei, Desa Demondei, Kecamatan Wotan Ulu Mado, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Kronologi Seorang Ibu Pingsan lalu Meninggal setelah Antre Minyak Goreng Berjam-jam di Tiga Swalayan

Baca juga: Ayah Dibacok Anak saat Coba Lerai Perkelahian, Pelaku sempat Kabur hingga Akhirnya Serahkan Diri

Kepala SD Negeri Demondei, Alosius Doni (42), membenarkan bahwa foto empat orang yang ada dalam foto tersebut adalah para pengajar di sekolahnya.

"Iya betul mereka adalah guru di sekolah saya. Keempatnya itu, yakni Leri, Wens, Ansel, dan seorang operator bernama Eli," ujar Alosius saat dihubungi, Rabu (16/3/2022) malam.

Alosius menuturkan, pada Senin (14/3/2022) pagi, keempatnya meminta izin untuk pergi mencari sinyal. Sebab, hari itu jadwal bagi mereka melakukan instalasi mandiri seleksi akademik peserta pendidikan profesi guru (PPG) dalam jabatan.

"Saya memberi izin, apalagi jaringan di sini sangat susah. Hanya ada di tempat-tempat tertentu," ujar Alosius.

Baca juga: Petani 61 Tahun Ditangkap setelah Kepergok Polisi Bawa Pulang Pohon Jati Tumbang dari Hutan Negara

Alosius mengaku juga ikut serta bersama mereka untuk sekadar merasakan bagaimana sulitnya mencari sinyal internet.

"Sekitar 200 meter dari sekolah, kami tiba di tempat itu. Di salah satu kebun yang tidak terurus. Kami masuk di sebuah pondok yang reyot," ujarnya.

Di pondok itu, mereka mulai menghidupkan handphone dan mencari sinyal di sekitar dinding pondok. Setelah mendapat posisi yang tepat, sinyal internet dari handphone kemudian dihubungkan ke laptop.

"Kalau tidak seperti itu pasti semua urusan akan terbengkalai. Sekitar 10 tahun kami mengalami kesulitan jaringan internet," katanya.

Belajar Daring Sulit

Alosius berujar, kesulitan jaringan internet juga membuat mereka kesulitan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran daring di sekolah. Bahkan, para siswa dan guru terpaksa mencari sinyal di tempat tertentu yang bisa akses internet.

"Kami harus mencari titik-titik sinyal, tetapi berada di kebun, bahkan di hutan," katanya.

Baca juga: Terbukti Tidak Ada Unsur Kesengajaan, Sopir Vanessa Angel Tubagus Joddy Dituntut 7 Tahun Penjara

Beberapa waku yang lalu, kata Alosiu, akses internet di wilayah itu sangat lancar sejak menara telekomunikasi yang dibangun di Baniona mulai diuji coba untuk pengoperasian.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved