ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Ini Saran Pengamat Soal Tangani Konflik Bersenjata di Papua

Konflik bersenjata di Papua telah menelan sejumlah korban jiwa, baik itu masyarakat sipil, personel TNI-Polri, maupun anggota kelompok separatis.

Editor: Roy Ratumakin
Facebook/KOMNAS-TNPB
Pimpinan KKB Papua Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng (kanan). 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta, mengatakan, pemerintah perlu melakukan pendekatan yang berbeda terhadap kelompok-kelompok yang kontra terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Diketahui, konflik bersenjata di Papua telah menelan sejumlah korban jiwa, baik itu masyarakat sipil, personel TNI-Polri, maupun anggota kelompok separatis.

Menurutnya, pendekatan yang harus dilakukan bukanlah melalui senjata, melainkan ekonomi, budaya, sosial, dan lainnya yang mengedepankan sisi kemanusiaan.

Baca juga: Ini Saran Buchtar Tabuni ke Polda Papua Pasca-Pembebasan Dirinya

Selain itu, Stanislaus menyebutkan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, maupun state actor.

“Tanpa kolaborasi, itu mustahil tercapai,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/3/2022).

Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) ini juga memandang pentingnya peran pemerintah daerah (pemda) untuk menyelesaikan konflik bersenjata di Papua.

Ia menjelaskan, lewat dana otonomi khusus (otsus), pemda harus lebih aktif lagi meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Harus ada kolaborasi, terutama pemda berperan sangat penting,” ucapnya.

Baca juga: KKB Bisa di Mana Saja, Jenderal Andika: Prajurit Harus Siap Siaga

Pemda, kata Stanislaus, harus melakukan pendekatan intens, baik melalui sisi ekonomi, sosial, maupun budaya.

Hal tersebut diharapkan mampu menguatkan kepercayaan masyarakat.

“Langkah ini minimal mengurangi ruang kelompok separatis untuk melakukan perlawanan,” ungkapnya.

Dia menambahkan, TNI Polri juga harus lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat.

Baca juga: KKB Numbuk Telenggen Tewaskan 3 Prajurit di Gome Papua, Jenderal Andika: Anak Buah Saya Menipu

“TNI Polri perlu menggalang upaya-upaya intelijen untuk melakukan kontra-propaganda terhadap propaganda kelompok tersebut,” tuturnya.

Langkah-langkah itu dilakukan supaya tidak ada celah dalam masyarakat yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok separatis.

Lebih lanjut, Stanislaus menyatakan bahwa pendekatan non senjata di bumi Papua bukan tak mungkin bisa menyelesaikan konflik di sana. “Ini bukan hal yang tidak mungkin,” tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul - Konflik Bersenjata di Papua, Pengamat Sebut Pemerintah Perlu Lakukan Pendekatan Berbeda

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved