ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Konflik di Papua Selalu Renggut Nyawa, Pengamat: Pendekatan Kemanusiaan Bukan dengan Senjata

Pendekatan yang harus dilakukan bukanlah melalui senjata, melainkan ekonomi, budaya, sosial, dan lainnya yang mengedepankan sisi kemanusiaan.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Sejumlah mahasiswa dari Aliansi Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019). Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman atas insiden di Surabaya dan menegaskan masyarakat Papua merupakan manusia yang merdeka. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta berujar, pemerintah perlu melakukan pendekatan yang berbeda terhadap kelompok-kelompok yang kontra terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ini menyusul konflik bersenjata di Papua telah menelan sejumlah korban jiwa, baik itu masyarakat sipil, personel TNI-Polri, maupun anggota kelompok separatis.

Menurutnya, pendekatan yang harus dilakukan bukanlah melalui senjata, melainkan ekonomi, budaya, sosial, dan lainnya yang mengedepankan sisi kemanusiaan.

Baca juga: [INVESTIGASI] Prajurit TNI di Papua Diduga Siksa 7 Bocah SD Pakai Besi atas Tuduhan Pencurian Senpi

Selain itu, Stanislaus menyebutkan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, maupun state actor. “Tanpa kolaborasi, itu mustahil tercapai,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/3/2022).

Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) ini juga memandang pentingnya peran pemerintah daerah (pemda) untuk menyelesaikan konflik bersenjata di Papua.

Ia menjelaskan, lewat dana otonomi khusus (otsus), pemda harus lebih aktif lagi meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Harus ada kolaborasi, terutama pemda berperan sangat penting,” ucapnya.

Pemda, kata Stanislaus, harus melakukan pendekatan intens, baik melalui sisi ekonomi, sosial, maupun budaya. Hal tersebut diharapkan mampu menguatkan kepercayaan masyarakat.

Baca juga: Komnas HAM: Prajurit TNI Diduga Siksa 7 Bocah SD di Sinak Papua, Satu Anak Tewas

“Langkah ini minimal mengurangi ruang kelompok separatis untuk melakukan perlawanan,” ungkapnya.

Dia menambahkan, TNI Polri juga harus lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat.

“TNI Polri perlu menggalang upaya-upaya intelijen untuk melakukan kontra-propaganda terhadap propaganda kelompok tersebut,” tuturnya.

Langkah-langkah itu dilakukan supaya tidak ada celah dalam masyarakat yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok separatis.

Baca juga: Buchtar Tabuni, KNPB, dan Perjuangan Papua Merdeka

Lebih lanjut, Stanislaus menyatakan bahwa pendekatan non senjata di bumi Papua bukan tak mungkin bisa menyelesaikan konflik di sana. “Ini bukan hal yang tidak mungkin,” tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konflik Bersenjata di Papua, Pengamat Sebut Pemerintah Perlu Lakukan Pendekatan Berbeda",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved