Jumat Agung di Papua
Makna Jumat Agung Dan Hari Bersejarah Umat kristen
Biarlah kita memaknai peristiwa ini dan melalui firman ini, bisa menjadi terang di setiap kehidupan kami umat manusia
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Jumat (15/4/2022), cuaca Kota Jayapura, Provinsi Papua terlihat mendung. Awan hitam menyelimuti seluruh langit di Port Numbay.
Cuaca tersebut ternyata tidak menyurutkan semangat Jemaat GKI di Tanah Papua melaksanakan Ibadah Jumat Agung. Satu di antaranya, GKI Harapan Abepura yang terletak di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
• Kisah Pemeran Yesus di Jalan Salib Jumat Agung di Mimika, Kristiforus Toffy: Ini Panggilan
"Teng teng teng, begitu bunyi lonceng gereja. Ibadah segera dimulai ini," ucap salah seorang jemaat sambil bergegas masuk ke areal gereja.
Begitu halnya dengan Tribun-Papua.com yang juga akan melaksanakan ibadah. Sambil memarkir kendaraan, langsung bergegas mencari tempat Bersama-sama warga lain untuk melaksanakan ibadah.
Saat memasuki gereja, hampir semua tempat di gereja sudah dipenuhi jemaat. Ratusan warga tampak memenuhi bangku di dalam gereja.
Baca juga: Asal Mula Perayaan Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci, Ini Makna di Baliknya
Berselang beberapa menit, pukul 08.48 WIT, Majelis Jemaat GKI Harapan Abepura yang bertugas berjalan dan menyiapkan peribadatan.
"Warta jemaat, diucapkan selamat beribadah Jumat Agung kepada seluruh jemaat, dan diimbau patuh protokol Kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak tempat duduk, dan mencuci tangan," ucap majelis yang membacakan warta jemaat.
Baca juga: Perayaan Paskah Dikawal Ketat Ratusan Polisi di Kabupaten Jayapura, Ada Apa?
Kemudian jemaat dipersilahkan berdiri sambil melantunkan, nyanyian rohani untuk menyambut pelayan ibadah.
Pelayan firman Ketua PHMJ Jemaat GKI Harapan, Pdt Christian Mirino STh berjalan menuju mimbar untuk memimpin ibadah Jumat Agung. (*)
Hari Bersejarah Umat Kristen
Pdt Christian Mirino menyampaikan, Jumat Agung merupakan, hari bersejarah bagi umat kristen.
Lebih lanjut dia menjelaskan, umat Manusia adalah umat yang berdosa. Namun, Yesus menjadi juru selamat yang bertanggung jawab menanggung dosa di Kayu salib.
Baca juga: Umat Katolik di Timika Menangis saat Jumat Agung: Menghayati Penderitaan Yesus Kristus
"Biarlah kami maknai dalam firmanmu kali ini. Biarlah kita memaknai peristiwa ini dan melalui firman ini, bisa menjadi terang di setiap kehidupan kami umat manusia," ungkapnya.
Pdt Christian dalam teks pembacaan alkitab di Sinode GKI di Tanah Papua yang mengangkat tema Bersama Yesus di Dalam Firdaus.
"Bagian pembacaan kita hari ini, mengangkat tema, bersama Yesus di dalam firdaus," ujarnya.
Baca juga: Jumat Agung, Kerinduan Umat Katolik Mengenang Kisah Sengsara Yesus Kristus
Melalui khutbahnya Pdt Christian menjelaskan terkait makna kematian Yesus di atas kayu salib.
Pendeta Christian menyampaikan, tentu saja menjadi pertanyaan, kenapa yesus disalibkan. Perlu diketahui, Yesus disalibkan sebagai bentuk tanggung jawab.
"Dia (Yesus) disalibkan karena suatu tangguh jawab, mengantikan manusia yang terkutut dan manusia yang lakukan kejahatan," kata pendeta.
Baca juga: 40 Ucapan Selamat Hari Raya Paskah dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, Bisa Dibagikan Lewat Medsos
Menurutnya, Yesus disalibkan sebagai bentuk tanggung jawab menanggung setiap manusia yang berdosa.
Pendeta menambahkan, melalui firman Tuhan kali ini, tentu saja menjadi pelajaran berharga untuk kita manusia. (*)