Breaking News
ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Taktik Licik KKB Papua Serang Aparat Keamanan, Kirim 2 Wanita Mata-matai Pos Keamanan: Lihat

Perang sekwatu-waktu bisa meletus. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tak segan-segan menyerang aparat TNI maupun Polisi.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Ilustrasi KKB Papua. Mereka ternyata masih ngotot menuduh TNI-Polri menyerang markasnya di kawasan Alguru, Nduga. 

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA -  Waspada jadi sebuah keharusan bagi aparat keamanan dalam bertugas di Papua.

Di pos keamanan, perang sekwatu-waktu bisa meletus. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tak segan-segan menyerang aparat TNI maupun Polisi.

Berbagai taktik licik dihalalkan KKB untuk melancarkan serangan secara membabibuta.

Bahkan, KKB bisa saja mengirim wanita memata-matai pos keamanan sebelum menyerbu.

Ada fakta, sebuah pos keamanan yang ditempati anggota TNI Polri tiba-tiba didatangi dua sosok perempuan sambil membawa buah-buahan yang disebutnya sebagai hasil panen dari kebun.

Baca juga: Masih Ingat Mayjen Teguh Pudjo? Pangdam Mulawarman Kini Kirim 450 TNI ke Papua: Tumpas KKB

Sambil tersenyum malu, keduanya menyampaikan maksud kedatangan mereka di pagi hari itu.

Mereka ingin meminta bantuan bahan pangan seperti beras dan mie instan.

Ibarat barter, itulah situasi yang terjadi pada pagi itu di salah satu Pos Keamanan yang ditempati TNI Polri.

Sebagaimana video yang beredar luas di media sosial belakangan ini, aparat TNI Polri pun menyambut kedua wanita itu dengan senang hati.

Bahkan kepada kedua tamu itu pun diberikan bantuan pangan seperti yang diminta.

Namun ada hal yang mengganjal di benak aparat TNI Polri pada pagi hari itu.

Seorang di antara kedua tamu wanita, itu memperlihatkan gestur tubuh yang tak biasanya.

Wanita itu gusar, sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan.

Ia juga kelihatan tak sabar untuk segera pulang dari Pos Keamanan itu.

Ketika bantuan itu baru diberikan, wanita tersebut buru-buru meninggalkan Pos Keamanan dengan seribu satu alasan.

Di saat yang sama, prajurit yang menempati pos tersebut sengaja mengulur waktu agar temannya lebih lama di tempat itu.

Ketika wanita itu beranjak pergi dari pos, prajurit TNI pun mengambil teropong kemudian mencoba mengamatinya dari kejauhan.

Betapa terkejutnya, ternyata wanita tersebut bukan kembali ke rumahnya tapi berjalan ke sebuah honai yang letaknya di dekat hutan.

Baca juga: Benny Wenda Cs Dituding Jual Nama Papua di Luar Negeri, Egianus Kogoya Marah Besar

Melihat kejanggalan tersebut, aparat gabungan lalu menginterogasi wanita yang masih berada di Pos Keamanan itu.

Saat yang bersangkutan sedang diinterogasi, beberapa prajurit lain diperintahkan untuk mengambil jalur lain untuk mengintai wanita tersebut.

Saat prajurit itu telah berada di posisi yang tepat dan melakukan pengintaian, ia melihat wanita itu sedang bersama sekelompok pria bersenjata.

Aparat pun menduga sosok wanita tersebut hanya berpura-pura menukar bahan pangan dengan buah-buahan di pos keamanan yang ditempati TNI Polri.

Karena tujuan utamanya, adalah melihat suasana di Pos Keamanan tersebut, memata-matai aktivitas prajurit TNI Polri kemudian melaporkannya kepada KKB untuk merencanakan penyerangan.

Dari balik teropong juga diketahui di honai dekat hutan itu, ternyata pemuda yang berkumpul semakin banyak jumlahnya.

Umumnya membawa senjata api dan hanya beberapa orang saja yang hanya berbekal busur dan anak panah.

Wanita yang tadinya berada di honai tersebut, tiba-tiba keluar dari meninggalkan honai lewat pintu samping.

Melihat keadaan yang tak terlalu menguntungkan, prajurit TNI Polri pun mulai bersikap siaga.

Apalagi dari balik teropong, disaksikan para pemuda itu mulai mengisi amunisi ke dalam senjata yang dipegangnya.

Memastikan bahwa cara itu sebagai persiapan untuk penyerangan, TNI Polri pun mencoba melepaskan tembakan peringatan.

Alhasil, tembakan itu disambut pula dengan tembakan yang membabibuta oleh KKB Papua.

Dalam situasi ini, satu per satu anggota KKB dikirim ke alam baka termasuk suami dari wanita yang meminta bantuan tersebut.

Baca juga: 450 Prajurit TNI Kalimantan Dikirim ke Papua, Segera Tumpas Kelompok Kriminal Bersenjata?

Tindakan tegas terukur itu terpaksa dilakukan TNI Polri, lantaran siasat yang dilakukan KKB itu bukan baru di Tanah Papua.

Tindakan itu sudah sering dihadapi, sehingga ketika pos keamanan didatangi tamu tak diundang, aparat berseragam loreng pun pasti siaga menghadapinya.

Dari video viral, terungkap insiden yang satu ini terjadi di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Tak disebutkan kapan kontak senjata itu terjadi.

Namun dalam peristiwa itu aparat bersenjata terpaksa melumpuhkan KKB karena tindakannya membahayakan pihak lain.

Sampai saat ini, baik di wilayah Intan Jaya, maupun Puncak Jaya dan Kabupaten Nduga, aksi teroris terus terjadi.

Baik Lekagak Telenggen, Oni Kobagau, Goliat Tabuni maupun Egianus Kogoya, secara bergantian melakukan penyerangan ke TNI Polri.

Bila targetnya tak terwujud, maka mereka sesuka hati melampiaskannya ke warga sipil baik itu guru, ASN, tukang ojek, pekerja bangunan maupun tenaga medis lainnya.

Baru-baru ini, KKB menembak mati seorang guru kemudian membakar habis rumah yang ditempatinya.

Tak diketahui persis apa motivasi dari tindakannya menghabisi tenaga pendidik tersebut.

Namun KKB menyebutkan bahwa guru itu ditembak mati karena yang bersangkutan menjalankan tugas sebagai kaki tangan TNI Polri.

Meski tudingan KKB itu tak berdasar, namun cara itu biasa digunakan untuk menunjukkan eksistensinya di Tanah Papua.

Baca juga: KKB Papua Menggila, Usai Tembak Sopir Truk dan Serang Bandara, Kini Bakar Perumahan Guru: Gawat!

Tujuannya satu, yaitu merebut kemerdekaan dari NKRI yang disebutnya sebagai penjajah.

Atas tindakan KKB yang bertujuan meraih kemerdekaan itu, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan, KKB jangan bermimpi soal kemerdekaan.

Sebab mayoritas negara di dunia mengakui Papua sebagai bagian dari NKRI.

Papua merupakan bagian dari wilayah Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved