ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Masih Ingat Kasus Penyerangan Bripda Diego Rumaropen, Theo: Tindakan Itu Janggal

Aktivis HAM Papua Theo Hesegem menilai penyerangan Bripda Diego Rumaropen oleh orang tak dikenal (OTK) hingga tewas dinilai janggal

Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Maickel Karundeng
Tribun-Papua.com/Istimewa
Potret Bripda Almarhum Anumerta Diego Rumaropen yang diserang oleh OTK hingga tewas dan merampas dua pucuk senjata dari tangan 

"Mengapa Komandan Brimob melepaskan senjata mengecek sapi tanpa membawah senjata,"katanya.

"Apakah ada perjanjian dengan orang lain untuk menghilangkan nyawa saudara Rumaropen atau merampas senjatanya di tangan korban, lalu di bawah kabur sejatanya,"ujarnya.

Theo menegaskan, seharusnya sebagai komandan Brimob harus mempelajari situasi belakangan ini di Kabupaten Jayawijaya.

Baca juga: Keren, Wakili Papua, Maria Fransisca Jadi Runner UP II Duta Entrepreneur Hipmi 2022

"Kita ketahui ada beberapa pristiwa, demo berturut-turut namun berjalan dengan aman tanpa ada masalah, dan beberapa waktu kemudian terjadi pengibaran Bendera Bintang Kejora di beberapa tempat di kota Wamena,"ujarnya.

Dia mengatakan, setelah pengibaran bendera tersebut asi demo pada 10 Mei 2022, terjadi mematakan tukang bendera di halaman Kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya.

Baca juga: Kronologi Perseteruan Nikita Mirzani dengan Dito Mahendra hingga Ditetapkan Jadi Tersangka

"Semua peristiwa ini perlu diamati secara cerdas oleh komandan sebagai seorang pimpimpinan. Justru komandan mengorbankan anak buahnya hingga sampai nyawanya korban begitu saja,"katanya.

Bripda Diego saat memegang dua pucuk senjata, namun tidak ada balasan.

Baca juga: KKB Papua Disebut Bergerak ke Area Freeport, Aparat Gabungan Disiapkan: Tumpas Separatis?

"Logikanya mungkin dengan panah di lempar dari jarak jauh, kalau dibacok dengan parang atau pisau mestinya harus ada perlawanan karena jarak dekat,"ujarnya.

Dari semua kejanggalan ini kiranya kejadian ini dapat dijelaskan oleh Komandan Brimob AKP Rustam.

Theo meminta kepada Kapolri dan Polda Papua, mengambil langkah-langkah hukum tanpa mengorbankan masyarakat yang sama sekali tak tau masalah.

Baca juga: Ada Info KKB Bergerak ke Freeport, Kapolda Papua Akui Sudah Siapkan Langkah-langkah Antisipasi

"Karena semua ini adalah kelalaian komandan Brimob tidak bijaksana dapat menganalisa situasi diakhir-akhir ini di Kabupaten Jayawijaya,"katanya.

Sebelumnya dikabarkan, seorang anggota Brimob meninggal dunia usai dan dianiaya orang tidak dikenal (OTK) di Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (18/6/2022).

Baca juga: Menantu Soeharto Masuk Radar PKS, Disebut Berintegritas: Punya Kekuatan Lengserkan Jokowi?

Senjata milik anggota Brimob itu pun dirampas OTK tersebut. Perampasan senjata api dan penganiayaan terhadap Bripda Diego Rumaropen terjadi sekitar pukul 17.00 WIT.

Menurut laporan yang diterima Kapolda, senjata api yang dirampas oleh OTK sebanyak dua buah.Terdiri dari, senjata api bahu jenis AK101 dan senjata api bahu jenis SSG08 (sniper).(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved