Pemilu 2024
Geser Ridwan Kamil dan Anies Baswedan, PAN Gaet Ketua Tim Sukses Jokowi Jadi Cawapres KIB
Diketahui, PAN gaet ketua tim sukses Jokowi jadi cawapres KIB, geser Ridwan Kamil dan Anies Baswedan.
Dia menegaskan bahwa semua tokoh yang berasal dari luar KIB dekat dengan PAN.
"Ada Mbak Puan, Mas Erick, Kang Emil, Mas Ganjar, Bude Khofifah, dan Mas Anies. Mas Erick juga sudah seperti keluarga sendiri, bagi Bang Zulkifli dan bagi PAN. Soal peluang, nanti menunggu keputusan resmi KIB," ujar dia.
"Tentunya PAN tidak dapat sendirian memutuskan. Nanti akan ditetapkan oleh KIB. Penetapan paslon di KIB tidak akan menjadi faktor perusak kesolidan dan kekompakan KIB," kata Viva.
Anies Baswedan dan Ridwan Kamil
Peneliti BRIN, Wasisto Rahardjo Jati mengatakan dua nama yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil punya kesempatan yang sama untuk diusung sebagai Cawapres oleh Kolisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Alasannya adalah keduanya mewakili pilihan pemilih terkini yang sepertinya lebih memperhatikan rekam jejak kinerja sebagai acuan,” kata Wasis saat dihubungi, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Bukan Ridwan Kamil, Warga Jawa Barat Dukung Menteri Kesayangan Jokowi Maju Capres: Ini Penyebabnya
Wasis menilai Anies Baswedan dan Ridwan Kamil juga memiliki kapasitas, termasuk berpotensi mendulang suara besar dalam Pemilu 2024.
“Keduanya juga adalah kepala daerah dengan prosentase salah satu kantong suara terbesar di Indonesia,” katanya.
Kedua nama tersebut menurut Wasis yakni cocok apabila disandingkan dengan capres dari internal KIB.
Sejauh ini ada dua nama, yakni Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
“Saya pikir cocok saja. Terlebih pasangan capres dan cawapres idealnya mencerminkan sinergi politisi dan teknokrat,” ucap Wasis.
Baca juga: Habib Rizieq Geser Anies Baswedan, Kantongi Sosok Capres yang Bakal Didukung
Sementara untuk peluang, Wasis tak mau terbuka melihat peluang capres dan cawapres dari KIB dengan komposisi tersebut.
Terlebih, pemilihan presiden dan wakil presiden masih jauh dan dinamika politik bisa sangat cepat berubah.
“Kalau bicara peluang, tentu perlu pematangan lebih lanjut terlebih dinamika politik selalu berkembang,” ujar dia. (*)