Papua Terkini
Diskominfo Papua Ajak Pelajar Bijak Bermedia Sosial, Jeri: Tangkis Hoax
Di media sosial itu tidak semua informasi bermanfaat. Ada juga informasi yang sifatnya bohong, provokatif dan sebagainya
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Papua mengajak para pelajar di Bumi Cenderawasih bijak dalam menggunakan media sosial (Medsos) melalui program literasi digital yang terus dilakukan Pemprov Papua.
Baca juga: Diskominfo Papua Kerjasama dengan BSSN Guna Deteksi Serangan Hacker
Kepala Diskominfo Papua, Jeri A Yudianto mengatakan, dalam bermedia social, khususnya berselancar di dunia maya, para pelajar sangat berpotensi menghadapi berita bohong (hoax), provokatif dan yang sejenisnya.
Oleh karena itu, para pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat rentan paparan berita bohong tersebut.
Oleh karena itu, perlu diberikan pengertian serta pemahaman supaya dapat memilah-milah informasi yang dikonsumsi maupun yang diteruskan lewat medsosnya.
Baca juga: Diskominfo Papua Minta Warga Hati-hati Akses Informasi Melalui Media Sosial
"Di media sosial itu tidak semua informasi bermanfaat. Ada juga informasi yang sifatnya bohong, provokatif dan sebagainya," terang Jeri kepada wartawan, Jumat (7/10/2022) di Entrop, Kota Jayapura.
Masih menurut Jeri, untuk itu program literasi digital perlu didorong dan dikembangkan terus, demi memberikan pemahaman kepada para generasi muda, khususnya para pelajar untuk selalu waspada terhadap berita-berita bohong.
Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup terkait berita, minimal para pelajar tidak terlibat dalam penyebaran berita bohong itu.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Diskominfo Papua Imbau Warga Waspadai Hoax dan Ujaran Kebencian
"Diskominfo Papua tak hanya menyasar kalangan pelajar, tapi juga orangtua murid bahkan guru," ujarnya.
Masih menurut Jeri, dimana program tersebut mulai diagendakan tahun depan. Meskipun program literasi ini secara bertahap dilakukan.
"Sehingga orang tua dan guru memiliki teknik yang tepat dalam memonitor anak-anak yang menggunakan berbagai platform medsos," tandasnya. (*)