ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemkot Jayapura

Harap Ada Grand Design, Pemkot Jayapura Gelar Workshop Pengendalian Banjir di Kota Jayapura

Frans mengatakan, padahal di sisi lain, ia melihat selama ini penanganan banjir masih terbatas terhadap konsep yang belum sepenuhnya jelas.

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Aldi Bimantara
JAYAPURA TERKINI - Suasana workshop pengendalian banjir di Kota Jayapura, yang berlangsung di Aula Sian Soor, Kantor Wali Kota Jayapura, Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Rabu (12/10/2022). 

"Contohnya saja misalnya kawasan dilindungi tetapi ditempati untuk pemukiman," ungkapnya.

Kemudian, di sepanjang bantaran kali terdapat pemukiman, dan ini berpotensi ada yang membuang sampah ke sungai dan permasalahan lainnya yang ikutan muncul.

"Dari data Dukcapil Kota Jayapura terbaru, penduduk kita saat ini ada 368.578 jiwa, dengan kondisi masyarakat yang heterogen maka cenderung muncul berbagai kepentingan yang kadang-kadang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan," terangnya.

Baca juga: ASN Pemkot Jayapura Ikuti Talent Scouting, Penelusuran Kader Potensial untuk Promosi Jabatan

Di sisi lain, Frans mengatakan Kota Jayapura termasuk golongan kota tua di Papua dengan usia 112 tahun.

"Dalam perjalanannya dari sisi perkotaan kota memang mungkin saja tidak berlanjut perencanaan kotanya, dari jaman kolonial Belanda hingga saat ini," imbuhnya.

Hal tersebut dikatakan Frans, dapat dilihat saat ini, masih terdapat kawasan-kawasan kumuh, dan sistem jaringan drainase yang tidak jelas serta kolam resapan yang masih ditemukan belum jelas pula.

"Serta ketidaktaatan masyarakat termasuk mungkin kita semua, terhadap aturan tata ruang dan bagaimana mengamankan Daerah Aliran Sungai (DAS), serta aspek kebersihan termasuk persampahan," akuinya.

Sehingga itu semua, Frans menyebutkan bisa saja berdampak dalam penurunan kualitas lingkungan hidup yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan warga kota secara menyeluruh.

"Kita semua berharap dengan adanya workshop ini, ada semacam langkah-langkah solusi yang perlu didiskusikan bersama dari keahlian masing-masing," katanya.

 

 

Frans mengaku memang, untuk menangani banjir merupakan pekerjaan yang besar dan dibutuhkan kerjasama semua pihak termasuk dunia swasta, para LSM peduli lingkungan, tokoh-tokoh adat, para ondoafi, kepala suku, dan semua stakeholder.

"Maka dari itu membutuhkan pemikiran yang cerdas, cepat dan tepat serta anggaran yang besar juga, serta waktu yang panjang dalam menyelesaikan proses ini secara tuntas," sambungnya.

Oleh karena itu, Frans menyampaikan pentingnya kolaborasi karena dibutuhkan dukungan serta peran serta dari semua pihak dengan harapan, bahwa melalui diskusi mampu memberikan pemikiran terbaik dengan konsep dan rencana yang disampaikan.

"Kita harapkan, lewat diskusi dalam workhshop pengendalian banjir ini yaitu outputnya harus jelas, harus ada grand design tata kelola penanganan banjir di Kota Jayapura," tegas Frans.

Halaman
123
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved