Info Merauke
RKD Berikan Bantuan Mesin Pengupas Kopi kepada Petani Muting Merauke Papua
bantuan mesin pengupas kopi tersebut diserahkan oleh Kepala Urusan Pembinaan Operasional (KBO) Satuan Binmas Polres Merauke, Ipda Juniar Djoko S.
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
"Aipda Jasman sebelumnya bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Muting dan sekarang sudah bergabung di Satbinmas Polres Merauke. Tetapi untuk pendampingan kepada petani kopi masih dilakukan sampai saat ini," ungkapnya.
Ipda Juniar berharap, bantuan mesin itu menjawab kebutuhan petani kopi Muting yang kini sudah menanam kopi seluas 25 hektar. Sementara kopi yang sudah ditanami seluas 10 hektar.
Baca juga: Bank Indonesia Papua Gelar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Merauke
Bahkan, petani setempat kini menyiapkan lagi lahan seluas 40 hektar untuk ditanami kopi robusta. Sedangkan, kopi robusta yang sudah dipanen seluas 15 hektar. Sekali panen, petani memetik hasil sekitar 2 ton.
"Pada 1995, petani kopi Muting membawa bibit kopi dan menanamnya namun sayang hasil produksi melimpah tidak bisa dipasarkan. Petani kecewa dan memilih menebang habis pada 1999," jelasnya.
"Seiring berjalannya waktu, puji Tuhan, kehadiran Aipda Jasman beberapa tahun terakhir ini di Muting selalu memberi motivasi kepada petani kopi hingga dilakukan kesepakatan pembinaan. Petani setuju dan sekarang hasilnya dibantu pemasarannya," tambah Ipda Juniar.
BKO berterimakasih kepada Aipda Jasman sudah reka menjadi pembina penanaman petani kopi hingha menjadi pendamping penjualan petani kopi Muting.
Sementara itu, Kepala Kampung Seed Agung Muting yang juga petani kopi, I Nengah Sudiana mengucapkan terimakasih kepada RKD terlebih khusus Aipda Jasman.
"Kami sangat berterimakasih kepada Pak Aipda Jasman telah membantu mesin pengupas kopi. Beliau sebagai koordinator kami dikampung, sejak bertugas di Muting selalu memotivasi petani sehingga kami kembali menanam kopi," ucapnya.
Baca juga: Harga Tomat Anjlok, Petani di Merauke Papua Menjerit
Menurut I Nengah, mesin itu sangat bermanfaat dan membantu masyarakat agar tidak bekerja secara manual lagi seperti sebelumnya harus menjemur dahulu kemudian menumbuk biji kopi.
"Selama ini kami lakukan manual, prosesnya agak lama memang. Biasanya 2 sampai 3 hari kalau banyak. Dengan memakai alat ini tentu lebih cepat," ujarnya.
Dia berharap, muncul kepedulian dari pegiat kopi lainnya di Merauke seperti sosok Aipda Jasman yang memperhatikan kebutuhan petani kopi.
"Memang kita perlukan minimal 4 mesin pengupas kopi karena ada 4 kelompok tani kopi di Muting," tandas I Nengah Sudiana. (*)