Info Jayapura
Sopir Angkot Mogok di Lapangan Theis Eluay Sentani, Pemkab Jayapura Diminta Tetapkan Tarif Penumpang
Mereka meminta Pemerintah Kabupaten Jayapura segera mengeluarkan SK kenaikan tarif angkutan umum, menyusul naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Puluhan sopir angkutan kota (angkot) menggelar aksi mogok di Lapangan Theis Eluay, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (17/10/2022).
Mereka meminta Pemerintah Kabupaten Jayapura segera mengeluarkan SK kenaikan tarif angkutan umum, menyusul naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) secara nasional.
Puluhan sopir angkot juga meminta pemerintah segera membangun terminal bayangan di kawasan Hawai.
Baca juga: Sopir Angkot Jayapura Naikkan Sepihak Tarif Penumpang, Kadishub: Belum Ada Surat Edaran Resmi
Wakil Ketua 1 Organda Kabupaten Jayapura, Steven Honis mengatakan, aksi spontanitas ini untuk menagih janji Dinas Perhubungan soal tarif bagi anak sekolah yang sudah disepakati pada 6 September 2022 yaitu dari Rp. 3.000 naik menjadi Rp. 5.000.
"Jadi tuntutan kami untuk anak sekolah yang awalnya Rp. 3.000 dinaikkan jadi Rp. 5.000 agar segera dikeluarkan SK-nya," ujarnya kepada awak media termauk Tribun-Papua.com.

Keresahan lainnya dari sopir angkot, kata Steven, rencana terminal bayangan yang digagas sejak kepemimpinan Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae, 10 tahun lalu, belum diwujudkan Dinas Perhubungan.
"Terminal itu sempat ada selama dua hari di tahun 2016, waktu janji Habel Suawe menjabat di periode kedua janjikan dalam orasi politik."
"Beliau akan memfasilitasi, demikian Bupati Mathius Awoitauw juga sempat menjanjikan hal yang sama," ungkapnya.
Terminal bayangan yang rencananya akan dibangun itu, katanya, trayek mobil jenis Starwagon Sentani-Waena 104A.
Menurutnya, adanya terminal bayangan nantinya akan mengurangi volume kendaraan yang ada di kota Sentani.
"Untuk masyarakat umum memang tidak mengalami kenaikan tarif tetap di Rp. 7.000. Sebentar kami akan ketemu dengan orang dari Dishub, jika tidak ada tindak lanjut kami mogok lagi," katanya.
Steven mengatakan, dalam tata ruang harus ada terminal di dalam dan di batas kota, tetapi pemerintah selalu berasumsi bahwa ada terminal di Pasar Pharaa.
Baca juga: Belum Ada Ketentuan Kenaikan Tarif Angkutan Umum Kota Jayapura, Sopir Angkot Bertindak Sepihak
"Itu bukan terminal tapi pasar yang difungsikan sementara untuk jadi terminal."
Soal terminal ada di Toware, Distrik Waibu menjadi program jangka panjang sejak zaman Habel Melkias Suwae, kat Steven, pergerakan ekonominya tidak ada sehingga tidak terlalu bermanfaat.
Karena itu, pihaknya menyindir bupati yang slealu memanfaatkan komunitas sopir angkot sebagai lumbung suara saat Pilkada.
"Karena itu kami meminta agar pemerintah segera menjawab aspirasi kami," ujarnya. (*)