Kongres Masyarakat Adat
AMAN Lahir Atas Rasa Senasib dan Sepenanggungan Masyarakat Adat
AMAN akan terus bersama-sama dengan masyarakat adat untuk memperjuangkan dan membebaskan penindasan, penjajahan, diskriminasi serta kriminalisasi.
Laporan Wartawan TribunPapuaBarat.com, Libertus Manik Allo
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Gerakan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) merupakan satu gerakan sosial yang dibangun atas rasa senasib dan sepenanggungan masyarakat adat yang berada di pelosok nusantara.
"Atas rasa senasib sepenangungan itulah kita bangun satu gerakan yang dinamakan AMAN," kata Ketua Dewan AMAN Abdon Nababan saat memberikan penjelasan tentang AMAN di tribune VIP Stadion Barnabas Youwe, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (29/10/2022).
AMAN akan terus bersama-sama dengan masyarakat adat untuk memperjuangkan dan membebaskan penindasan, penjajahan, diskriminasi serta kriminalisasi yang menimpah masyarakat adat.
"Itu tujuan kita berorganisasi," ujarnya singkat.
Baca juga: Kesan KMAN VI Papua: Suku Dayak Sebut Orang Papua Ramah
Ia pun mengungkapkan, AMAN bukanlah satu-satunya organsisai adat di Indonesia.
Di Papua lanjut Abdon Nababan, memiliki organisasi adat yang bernama Dewan Adat Papua (DAP).
"Kalimantan juga punya lembaga adat yakni Majelis Adat Dayak Nasional," ungkap pria berdarah Batak ini.
Menurutnya, AMAN akan berkolaborasi dengan lembaga adat lainnya. Sebab, dalam kongres pertama AMAN yang dilakukan di Hotel Indonesia, Jakarta pada 17 - 22 Maret 1999 lalu, dimandatkan agar AMAN harus menjadi lokomotif gerakan masyarakat adat nusantara.
"Kehadiran AMAN akan jadi mitra masyarakat adat sepanjang perjuangan membebaskan diri dari pembebasan penindasan, diskriminasi, kriminalisasi dan lainnya," pungkasnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/kman_2.jpg)