Hari HAM Internasional
Massa Dibubarkan Polisi di Jayapura, Kepala Suku: Mereka Terkontaminasi Pihak Berseberangan NKRI
Herman mensinyalir massa aksi dalam peringatan Hari Ham se-Dunia ddi Jayapura terkontaminasi dengan kelompok berserangan ideologi Pancasila.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kepala Suku atau Ondofolo Besar Kabupaten Keerom, Herman Yoku mengimbau semua pihak untuk menjaga persatuan bangsa, terlebih keamanan dan kenyamanan di Papua.
Sebab, setiap orang punya hak yang sama untuk memperingati hari HAM.
Ini untuk merespon aksi sekelompok massa dalam peringatan Hari HAM Internasional di Kota Jayapura hari ini, Sabtu (10/12/2022).
Pantauan Tribun-Papua.com, aksi massa digelar di Expo Waena, Uncen Waena, Lingkaran Abepura dan Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura.
Herman mensinyalir itu terkontaminasi dengan kelompok berserangan ideologi Pancasila.

Seperti Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang berseberangan dengan NKRI.
Baca juga: Massa Berhamburan, Polisi Semprot Gas Air Mata saat Peringatan Hari HAM di Jayapura Papua
"Kalau kalian mau melakukan aksi demo, mau melakukan show of Force atas keberadaan kalian dalam momentum Hari HAM dengan aksi demo tentu ini salah menurut saya," katanya dalam rilis diterima Tribun-Papua.com.
"Kenapa, karena kalian sendiri telah menciptakan rasa tidak aman, tidak nyaman kepada orang lain, ini poinnya. Jadi kalau kalian mau buat situasi Papua tidak harmonis, maka kalian sudah dikatakan pelanggar HAM orang lain," sambung Herman.
"Saya harap kalau mau peringati, lebih baik di tempat masing-masing, mau buat doa atau ibadah atau apalah itu, kalau di tempatnya sendiri maka tidak masalah," ucapnya.
Tokoh masyarakat Keerom ini juga meminta semua pihak yang masih mengungkit-ungkit persoalan lalu untuk tidak lagi melakukan itu.
Terlebih, bagi orang yang tidak mengetahui persis persoalan masa lalu, khususnya antara tahun 60an.
"Selalu ada bahasa bahwa negara adalah pelanggar HAM atas permasalahan yang telah lalu di Papua, saya mau Ingatkan lagi bahwa kepada para aktivis HAM khususnya oknum-oknum di Papua yang mengatasnamakan aktivitas HAM."
Herman lantas mempertanyakan pihak yang berseberangan dengan NKRI soal pengetahuannya tentang masla lalu di Papua, yang selalu diungkit berlebihan.

"Apa yang telah dilakukan orang tua kita dahulu, sudah kita nikmati sekarang. Bapak saya adalah pejuang, yang kibarkan Merah Putih di Kampung Harapan Sentani dulu disebut Kampung Nica itu, dan hasilnya sekarang, perjuangan pendahulu kita bisa nikmati kemerdekaan," pungkasnya.
Karena itu, Herman mengajak semua pihak untuk menjadi warga negara yang baik, berdaulat, dan tidak membeda-bedakan suku, agama dan ras.