ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Mimika

Gelontorkan Anggaran Rp 5,6 M, RPH-U Disnakkeswan Mimika Akhirnya Diresmikan

RPH-U tersebut dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan nilai Rp 5,6 miliar.

Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Tribun-Papua.com/ Marcel
Peresmian Rumah Potong Hewan Unggas (RPH-U) Dinas Perternakan dan Kesshatan Hewan Mimika oleh Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob, Jumat (27/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA – Dinas Perternakan dan Kesshatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika telah membangun Rumah Potong Hewan-Unggas (RPH-U) di area Pasar Sentral Timika, Papua Tengah.

RPH-U tersebut dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan nilai Rp 5,6 miliar.

Fasilitas RPH-U ini antara lain, bangunan utama, instalasi pembuangan air limbah, listrik, air,  fasilitas pemotongan otomatis, dam freezer.

"Jadi RPH-U ini akan memotong ayam dalam kurung waktu 1-2 jam sebanyak 2.000 ekor," kata Kadis Disnakkeswan Mimika, Sabelina Fitriani kepada Tribun-Papua.com, Kamis (26/1/2022).

Kata Sabelina, terdapat 34 peternak ayam potong di Timika dengan hasil produksi sebannyak 500 - 8.000 ekor.

"Pasokan ayam potong dari luar Timika juga ada, yakni sebanyak 700 ton, namun tidak sebatas untuk warga Mimika saja, tetapi disuplai juga ke kabupaten tetangga," ucapnya.

Baca juga: Jadi Tersangka oleh Kejati Papua, Ini Kata Plt Bupati Mimika Johannes Rettob

Selain memiliki standar dan kualitas, RPH-U juga bisa mengahasilakan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Jadi satu ayam potong dikenakan retribusi senilai Rp 3.500 dan satu bulan bisa mencapai angka Rp 100 juta atau Rp 1,2 milyar per tahun," ujar Sabelina.

Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob yang meresmikan RPH-U mengatakan, inovasi Disnakkeswan ini sebagai upaya meningkatian produksi lokal untuk peternak di Timika.

"Ini terobosan bagus untuk mengurangi suplai ayam potong dari luar karena kita sudah memiliki RPH-U yang canggih," ungkapnya.

Baca juga: Hari Bhakti Imigrasi ke-73, Pemkab Mimika Harap Kualitas Pelayanan Semakin Maju

Lanjut Johannes, Mimika membutuhkan 400 ton daging ayam, ditambah PT Freeport Indonesia, dan PT Pangan Sari Utama yang mencapai 280 ton.

"Kita baru mampu 5 persen ayam potong yang dihasilkan dari peternak lokal oleh karena itu kedepan perlu ditingkatkan," katanya.

Katanya, tugas pemerintah adalah mencari tahu kendala apa saja dihadapi para perternak lokal sehingga produksi kedepan bisa maksimal.

"Disnakkeswan juga harus membina peternak lokal agar bisa bersaing dengan daerah lain. Kalau sudah mantap kita tidak perlu lagi datangkan ayam potong dari luar," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved