Info Mimika
Kemenkes Sebut Terjadi KLB Campak di Mimika, Reynold Ubra Bereaksi Keras
Menurut data terkini, dari total kasus, tercatat terdapat 99 persen anak penderita campak adalah mereka yang statusnya belum pernah imunisasi.
Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela
TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra membantah telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Mimika berdasarkan dari pemaparan yang disampaikan Kemenkes Republik Indonesia.
"Jadi memang ada peningkatan kasus. Tetapi jika dilihat hari dari beberapa waktu lalu, sebenarnya kasus yang sudah ada itu sejak bulan Juni (2022). Per Januari 2023 ada 38 kasus. Hal tersebut untuk dijadikan beberapa variabel guna analisa lebih lanjut," kata Reynold Ubra kepada Tribun-Papua.com, Selasa (31/1/2023).
Reynold menambahkan, menurut data terkini, dari total kasus, tercatat terdapat 99 persen anak penderita campak adalah mereka yang statusnya belum pernah imunisasi.
"Dari 38 kasus campak pada periode Juni – Desember 2022, 99 persen terjadi pada anak yang belum pernah diimunisasi. Hanya 1 anak saja yang terkena campak, meski diketahui telah diimunisasi,” jelasnya.
• 90 Anak Derita Campak, Pemkot Jakarta Utara Kejar Capaian Imunisasi MR
Berdasarkan data tersebut, menurut Reynold dapat disimpulkan pentingnya imunisasi campak kepada bayi dan balita.
"Jadi saat ini kami belum nyatakan KLB karena ini peningkatan kasus. Tahun lalu juga ada kasus dalam setiap minggu dan itu rentan pada anak-anak yang belum imunisasi campak," tegasnya.
Guna menanggulangi hal tersebut, Reynold mengambil solusi membuka pos pelayanan vaksinasi campak di puskesmas dan terintegrasi dengan posyandu.
"Sekarang ini kami sudah membuka pos pelayanan imunisasi untuk campak. Jadi orang tua dengan anak usia 9-15 tahun yang belum mendapatkan imunisasi campak, silakan datang.”
"Tentu kalau kita lihat sebaran kasus campak itu terfokus di dalam kota, terutama pada anak yang kelompok usia 15 tahun. Tapi proporsi anak paling banyak itu pada usia 1 - 4 tahun," lanjutnya.
Baca juga: Berikut Dampak Campak, Rubella serta Tetanus Jika Tak Imunisasi
Menurut data kurva epidemologi pekan ini kasus campak mengalami penurunan, di mana dan pihaknya pun akan terus memantau.
"Sebenarnya di Januari itu sudah turun, tetapi kami tetap ikuti (data kasus) jangan sampai ada peningkatan lagi di periode berikutnya," katanya.
Kata Reynold, seorang anak dengan campak dapat dilihat dari beberapa ciri, yakni bintik merah, terutama di punggung, kemudian anak demam ada juga batuk-pilek.
"Jadi kepada orang tua hari ini, kalau anak mengalami gejala itu, maka segera dibawa ke faskes.”
“Kemudian, disarankan untuk anak mulai usia 9 bulan, dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi campak.”
“Kalau ada anak di sekitar yang terkena campak, maka bawa ke faskes,” pungkasnya. (*)
Harga Beras di Mimika Papua Tengah Melonjak, Stok Menipis: Cek Lebih Lengkap |
![]() |
---|
99 Kampung di Kabupaten Mimika Siap Dimekarkan |
![]() |
---|
Perbaikan Pasar Sentral Mimika Terbengkalai, Kepala Disperindag Bilang Begini |
![]() |
---|
Disiplin Diperketat, Pemkab Mimika Ancam Potong TPP Pegawai yang Absen |
![]() |
---|
Wakil Bupati Mimika Ingatkan OPD soal Penggunaan Anggaran, Emanuel Kemong: Harus Sesuai Prosedur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.