ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemprov Papua

Kasus Stunting pada 9 Daerah di Papua Masih Tinggi, BKKBN Gencarkan Kampanye Percepatan Penurunan

Kampanye percepatan penurunan stunting tersebut difokuskan terhadap asupan gizi ekslusif, utamanya sumber protein hewani dalam hal ini ikan. 

Tribun-Papua.com/Aldi Bimantara
CEGAH STUNTING - BKKBN Provinsi Papua libatkan para pelajar, duta genre, hingga influencer melakukan kampanye percepatan penurunan stunting di Kota Jayapura, Papua, Senin (27/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - BKKBN Provinsi Papua menggiatkan kampanye percepatan penurunan stunting. 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Nerius Auparay mengatakan, kampanye dilakukan menyikapi 9 kabupaten atau kota di Papua masih mengalami angka prevalensi stunting yang tinggi.

"Angka prevalensi stunting masih tinggi di Provinsi Papua, termasuk di 3 DOB Papua. Untuk itu berbagai upaya dilakukan, salah satunya menggiatkan kampanye percepatan penurunan stunting di Papua," katanya kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Senin (27/2/2023). 

Baca juga: Angka Prevalensi Stunting di Papua Naik, BKKBN Gelar Monev

Nerius menjelaskan, kampanye percepatan penurunan stunting tersebut difokuskan terhadap asupan gizi ekslusif, utamanya sumber protein hewani dalam hal ini ikan. 

Pihaknya mengemukakan 2 kabupaten di Provinsi Papua yang paling tinggi angka prevalensi stunting ialah Kabupaten Mamberamo Raya dan Supiori. 

"Kemudian untuk Provinsi Papua Selatan yakni di Kabupaten Asmat pada 2021 angka stunting turun, tetapi pada tahun 2022 naiknya dengan sangat luar biasa," ujar Nerius.

Sesuai hasil survei status gizi Indonesia, Nerius mengatakan angka prevalensi stunting di Provinsi Papua mengalami kenaikan sebesar 5,1 poin dari sebelumnya 29,5 persen pada 2021.

Sementara pada 2022 naik menjadi 34,6 persen.

"Angka prevalensi stunting  yang tinggi yakni Kabupaten Supiori dengan kenaikan 10,5 persen, Mamberamo Raya 6,5 persen, Asmat 16,4 persen, dan Tolikara 21,2 persen," tuturnya.

Kemudian Kabupaten Nduga alami kenaikan 11,4 persen, Yahumiko 9,7 persen, Paniai 13,1 persen, Puncak Jaya 9,2 persen, dan Mimika 1,5 persen.

Pihaknya berharap melalui kampanye penurunan stunting, peserta yang hadir baik dari duta genre, pelajar atau mahasiswa, media hingga para influencer dapat pula turut andil sebagai bentuk tanggung jawab bersama untuk mensosialisasikan soal asupan gizi ekslusif guna penurunan stunting.

Baca juga: Bantu Pemerintah Tekan Kasus Stunting, Tim PKK Kota Jayapura Gelar Lomba Cipta Menu Sehat

"Kita harapkan supaya ke depannya, angka prevalensi stunting di Provinsi Papua harus turun dan jangan naik karena kita menginginkan penyiapan generasi yang berkualitas," jelas Nerius.

Sekadar diketahui, Papua termasuk salah satu provinsi dengan angka prevalensi kasus stunting tertinggi di Indonesia.(*) 

 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved