Kerusuhan di Wamena
Mahasiswa Papua Minta Kapolri dan Panglima Tindak Aparat yang Gegabah Saat Tangani Ricuh Wamena
Ketua Umum Kompass, Melkius Holago, memandang peristiwa naas itu terjadi lantaran termakan emosi dari kedua pihak, baik masyarakat maupun TNI/Polri.
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Komunitas Mahasiswa Papua se-Sumatera (Kompass) meminta Kapolri dan Panglima TNI menindak tegas oknum aparat yang diduga gegabah menangani kericuhan di Wamena, Papua Pegunungan.
Ketua Umum Kompass, Melkius Holago, memandang peristiwa naas itu terjadi lantaran termakan emosi dari kedua pihak, baik masyarakat maupun TNI/Polri.
"Kami kutuk keras oknum-oknum yang memicu terjadinya konflik," kata Melkius kepada Tribun-Papua.com, Senin (27/2/2023) di Jayapura.
Baca juga: 16 Polisi Diperiksa Terkait Tewasnya 12 Warga dalam Kericuhan di Wamena Papua Pegunungan
Menurutnya, kericuhan tersebut terjadi hanya karena informasi hoaks.
"Bapak Kapolri maupun Panglima, kami minta tolong usut sampai tuntas," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Tengah, memanas akibat warga termakan isu penculikan anak.
Sekelompok massa membakar kios milik warga perantau di Kampung Lantipo, Distrik Wamena Kota, Kamis (23/2/2023) siang.
Warga terprovokasi setelah membaca isu beredar di media sosial, terkait adanya dugaan penculikan anak oleh perantau di darah Distrik Napua. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.