ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kerusuhan di Wamena Papua

Lempar Papua: Sikap Aparat di Wamena Saat Hadapi Kerusuhan Tidak Humanis

Lembaga Riset Ekonomi Politik (Lempar) Papua menilai sikap aparat keamanan saat menyikapi kerusuhan di Wamena sangat tidak humanis.

Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
KERUSUHAN WAMENA - Lembaga Riset Ekonomi Politik (Lempar) Papua menilai sikap aparat keamanan saat menyikapi kerusuhan di Wamena sangat tidak humanis. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Lembaga Riset Ekonomi Politik (Lempar) Papua menilai sikap aparat keamanan saat menyikapi kerusuhan di Wamena sangat tidak humanis.

Menurut CEO & Founder Lempar Papua Maiton Gurik mengatakan, kerusuhan Wamena yang menewaskan 9 warga sipil dan beberapa korban luka dalam sehari itu murni kejahatan pelanggaran HAM berat negara.

"Hal itu, kami lihat dari cara aparat kepolisian atau TNI mengayomi masyarakat yang sangat brutal dan keji," kaya Maiton kepada Tribun-Papua.com, di Jayapura, Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Pasca-ricuh Wamena, Warga Kabupaten Nduga Diminta Pulang ke Daerah Asal

Kata Maiton, etika memakai alat negara yakni senjata, terutama dalam menghadapi massa sangatlah tidak humanis.

"Mestinya aparat terlebih dahulu mengeluarkan peluru angin sebagai peringatan dan itu tembakannya harus diatas langit bukan tembakan didataran, apalagi tembak diperkumpulan massa."

"Aparat seolah-olah bersikap seperti premanisme dan kami lihat aparat ada niat kesengajaan menembak masyarakat sipil," sambung dia.

Kata Maiton Gurik, Ini tindakan yang tidak profesional dalam bertugas sebagai pengayom masyarakat.

"Kami minta agar pihak berwajib harus dan segera mengadili para pelaku yang menewaskan 9 warga sipil ini."

"Dan kami minta proses hukum terhadap pelaku nya harus terbuka untuk umum, demi menegakkan keadilan bagi setiap orang," lanjut Maiton.

Ia menambahkan, untuk masyarakat sipil, tetap menjaga persahabatan dan persaudaraan sebagai orang-orang yang cinta terhadap perdamaian.

"Wamena damai, masyarakat juga aman," tandasnya.

Baca juga: Pemerintah Sepakat Beri Kompensasi Rp 4,5 Milar Bagi Korban Kericuhan Wamena: Bukan Bayar Kepala!

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan pasca kejadian di Wamena, kurang lebih 29 orang yang diperiksa terdiri dari 13 warga sipil dan 16 personel kepolisian.

"Ada 13 warga sipil yang diperiksa sudah dipulangkan dan masih dalam pengembangan. Sementara anggota ada 16 orang yang diperiksa," ucap Kapolda, melalui keterangan tertulis.

Kapolda mengungkapkan akan mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan tugas yang telah dilakukan oleh Polres Jayawijaya.

"Saya minta secara rinci fakta dan data di lapangan sehingga ini akan menjadi evaluasi secara menyeluruh bagaimana pelaksanaan tugas pengamanan yang harus dilakukan ke depan dalam menangani massa," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved