ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

TPNPB-OPM Klaim Miliki Tenaga Kesehatan untuk Menjaga Pilot Susi Air, Benarkah?

Sebulan lebih sudah pilot Susi Air Captain Philip Mark Mehrtens disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Editor: Roy Ratumakin
Kolase Tribun-Papua.com
ILUSTRASI - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menyatakan, pihaknya siap bernegosiasi soal pembebasan Kapten Philips. Akan tetapi, dia menegaskan, pihaknya juga siap berhadapan dengan TNI-Polri bila negosiasi berakhir dengan jalan buntu. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sebulan lebih sudah pilot Susi Air Captain Philip Mark Mehrtens disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Egianus Kogoya dan kelompoknya hingga kini belum diketahui keberadaannya oleh aparat gabungan TNI-Polri.

Upaya pembebasan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut masih terus diupayakan oleh TNI-Polri.

Lantas, bagaimana kondisi kesehatan dari sang pilot tersebut?

Polda Papua Buru Egianus Kogoya, 15 Anggota KKB Tersangka Pembakaran Pesawat dan Penyanderaan Pilot

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengatakan, kondisi kesehatan sang pilot pun hingga kini masih sehat.

"Masih sehat dan baik-baik saja," kata Sebby kepada Tribun-Papua.com, Senin (27/3/2023) melalui sambungan telepon selularnya.

Sebby pun mengklaim bahwa pihaknya memiliki mantri-matri yang siap memberikan pelayanan kesehatan kepada sang pilot apabila kondisi kesehatannya menurun.

Lenis Kogoya Siap Turun Tangan

Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Lenis Kogoya mengimbau pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua Egianus Kogoya untuk menghentikan aksi kekerasan dan pembunuhan di Papua.

Hal ini disampaikan Lenis Kogoya saat merespons kasus penyanderaan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens di Papua yang melibatkan kelompok Egianus Kogoya.

"Lebih baik Egianus dan masyarakat Papua tidak usah bunuh-bunuhan, mari kita bangun karena sudah dikasih provinsi. Dari satu provinsi, dua provinsi, sekarang 6 provinsi, ngapain kita berantem bunuh-bunuh orang terus?" kata Lenis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Baca juga: Disandera 49 Hari, Begini Kondisi Terkini Pilot Susi Air bersama KKB di Hutan Papua

Menurut Lenis, ia memiliki visi yang sama dengan kelompok Egianus, yakni mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.

Bedanya, kata Lenis, kelompok Egianus ingin memerdekakan Papua dengan melepaskan diri dari Indonesia. Sedangkan ia ingin memerdekakan Papua lewat jalan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menurut Lenis, keinginan Egianus Kogoya sebetulnya sudah terjawab dengan pemekaran wilayah yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

Untuk itu, ia berjanji akan menggunakan pendekatan hati agar kelompok Egianus tidak lagi melakukan kekerasan, termasuk dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air.

"Pendekatan ini ada beberapa konsep. Konsep pertama, kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak janganlah pembunuhan, enggak baik," kata Lenis.

Ia pun menegaskan bahwa upaya membebaskan pilot Susi Air dengan angkat senjata mesti dipertimbangkan matang-matang karena ada dampak negatif di samping positifnya.

Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.

Baca juga: Jokowi Ingin Upaya Pembebasan Pilot Susi Air Dilakukan Hati-hati: Keselamatan Jadi yang Utama

Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP). Sebenarnya, Philips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.

Namun, belakangan diketahui bahwa kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing, sedangkan Philips masih disandera.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto menyebutkan bahwa operasi pembebasan pilot Philips Mark Methrtens akan memakan waktu yang lama.

Oleh karena itu, Kisdiyanto meminta publik agar bersabar. Negosiasi sedang dilakukan pemerintah dan tokoh masyarakat dengan KKB yang menyandera Philips.

“Ya memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang. Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan. Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” ujar Kisdiyanto kepada awak media di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu (15/3/2023). (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved