ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Paskah 2023 di Papua

Perayaan Ibadah Jumat Agung di Gereja Katolik St Agustinus Entrop Berjalan Hikmah

Parayaan ibadah Jumat Agung yang berlangsung di Gereja Katolik St Agustinua Entrop, Kota Jayapura berjalan hikmah.

Penulis: Yohanes Musanus Palen | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Yohanes Musanus palen
Uskup Emeretus Mgr Leo Labalajar, OFM ketika menyalami umat Katolik di Gereja St Agustinus Entrop Jayapura usai memimpin misa Jumat Agung,Jumat (7/04/2023) sore. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hans Palen

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Parayaan ibadah Jumat Agung yang berlangsung di Gereja Katolik St Agustinua Entrop, Kota Jayapura berjalan hikmah.

Ibadah perayaan Jumat Agung yang dipimpin langsung oleh Uskup Emeretus Mgr Leo Labalajar, OFM dihadiri ratusan umat Katolik yang ada di wilayah tersebut.

Uskup Emeretus Mgr Leo Labalajar, OFM menyampaikan, mulai dari perayaan Minggu Palma lalu hingga perayaan pada puncak Paskah ini ada banyak makna yang patut di perhatikan oleh umat Katolik saat ini.

Baca juga: Momen Paskah, Polres Jayapura Sukses Kawal Prosesi Jalan Salib di Sentani

"Ada banyak pesan yang tiap kali kita sampaikan dalam setiap perayaan digereja itu.Kita ada disini untuk mengikuti Yesus Kritus," ungkap Uskup Leo ketika ditemui usai memimpin misa Jumat Agung di Gereja Katolik St Agustinus Entrop, Jumat (7/4/2023).

Uskup Leo menjelaskan, dengan Yesus Kristus dia memikul salib, maka umat diminta agar jangan takut dengan hal-hal yang menimbulkan penderitaan.

Pasalnya jika itu di hayati dengan baik, maka akan menghasilkan hal-hal yang positif, asal disatukan dengan penderitaan Yesus.

Lalu Uskup Leo berpesan, agar umat bersikap rendah hati melayani sesama.

Yesus itu putra adalah yang merendahkan dirinya, karena itu sebagai umat tuhan diharapkan bersikap rendah hati baik itu bersifat pribadi maupun kepada sesama orang lain, maupun dalam tugas-tugas dimasyarakat.

"Rendah hati itukan berarti melayani. Jangan cari kepentingan diri sendiri, korupsi dan lain sebagainya," tegas Uskup Leo.

Uskup mengatakan, hal-hal pokok seperti ini, harus perlu dikendali dan dihayati. Bukan hanya dinyanyikan dan dibicarakan, tetapi harus dijalani dengan tulus.

Baca juga: Ini Kisah Pemeran Yesus Saat Visualisasi Jalan Salib, Erari: Tugas Ini Sulit!

"Jumat Agung inikan adalah puncak penderitaan Yesus di kayu salib. Dimana ketika itu orang-orang yang bertemu serta membawa yesus ke Pilatus sampai disalibkan dipuncak Golgota sifatnya bermacam-macam dan tidak konsisten," terang Uskup Leo.

Lanjut Uskup Leo, ketika Yesus diadili dan hendak disalibkan, ada nyanyian hosana putra daud, lalu berubah seketika dengan teriakkan-teriakan kejam menakutkan salibkan dia dan bunuhlah dia. Ada perempuan yang sambil menangis.

"Arti dari semua itu dimana kita sering kali ketika ada hambatan, sering kali meningalkan iman kita, goncang, belok termasuk kesetian pada gereja,"pintanya.

Uskup Leo melihat, ada banyak orang sekarang yang mencari kesenangan mana yang lebih enak lalu pindah gereja, pindah agama dan sebagainya. Orang-orang seperti ini adalah mereka yang tidak setia dan konsisten pada kristus.

"Inilah pasan saya pada perayaan paskah ini. Kesetian dan sikap rendah hati kepada sesama itu penting. Sebagai pengikut kristus kita harus setia dan taat pada ajarannya. Mari membangun gereja untuk semangat melayani bukan mencari kepentingan duniawi semata untuk kepentingan diri sendiri," tandas Uskup Leo. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved