ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

5 Prajurit Belum Diketahui Keberadaannya setelah Diserang KKB di Nduga, Ini Kata Kasum TNI

Lima anggota TNI yang berasal dari Satgas Yonif R 321/GT dan Kopassus belum terkonfirmasi keberadaannya setelah baku tembak dengan KKB Papua.

Tribunnews/Igman Ibrahim
Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letjen Bambang Ismawan - Lima anggota TNI yang berasal dari Satgas Yonif R 321/GT dan Kopassus belum terkonfirmasi keberadaannya setelah baku tembak dengan KKB Papua. 

Tak hanya pasukan, Bambang menyebutkan bahwa pihaknya juga berencana memperkuat alutsista untuk kebutuhan operasi.

"Kita lihat situasi di lapangan atau kebutuhan mungkin alutsista apa helikopter atau segala macam itu melihat kebutuhan. Nanti kita kabari berikutnya kalau ada perkembangan, mohon doanya ya," pungkasnya.

Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul Arifin Terkendala Cuaca

Sementara itu Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin yang gugur dalam serangan KKB di Nduga itu masih terkendala medan dan cuaca.

"Besok akan jelas dengan konferensi pers Panglima TNI. Yang pasti mohon tidak dengar dari sepihak," ujarnya.

Sebelumnya, Julius mengatakan masih ada sejumlah prajurit yang dicari usai terlibat kontak tembak dengan KKB di Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (16/4/2023).

Julius belum bisa memastikan berapa jumlah prajurit tersebut, termasuk kondisinya.

Baca juga: Jenderal Dudung Siapkan Prajurit Pasca-penyerangan Pos TNI di Nduga, Tumpas KKB Papua?

Ia berkata aparat terkendala cuaca untuk mencari mereka.

"Kondisi prajurit yang lainnya saat ini masih ada di beberapa lokasi. Kami kesulitan menghubungi karena kondisi cuaca yang tidak menentu. Untuk itu Panglima TNI secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal," kata Julius di Mabes TNI, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).

Julius menjelaskan gugurnya prajurit dari Satgas Yonif R 321/GT bernama Pratu Miftahul Arifin itu berkaitan dengan operasi penyelamatan Pilot Susi Air.

Saat itu, Satgas mencoba untuk menyisir dan mendekati posisi para penyandera. Namun, tiba-tiba ada serangan dari KKB.

"Satu (prajurit) terjatuh di kedalaman 15 meter. Dan ketika (anggota lain) mencoba untuk menolong, mendapatkan serangan ulang," katanya.

Di sisi lain, TNI juga akan segera mengevaluasi secara menyeluruh sistem pembinaan prajurit untuk operasi militer di Papua.

Baca juga: Dave Laksono: KKB Wajib Dilumat, Mereka Tak Peduli HAM

TNI AD Siapkan Pasukan

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari mengatakan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman sudah memerintahkan seluruh jajaran untuk terus menyiapkan pasukan guna mendukung segala bentuk tugas operasi sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved