Papua Terkini
Eks Panglima OPM Lambert Pekikir: Papua Damai Hanya Bisa Dicapai Melalui Dialog, Bukan Kekerasan!
Lambert menyampaikan hal itu kepada awak media termasuk Tribun-Papua.com, di Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Senin (1/5/2023).
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Mantan Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua BArat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lambert Pekikir, menyebut Papua damai hanya bisa terwujud melalui dialog, bukan dengan kekerasan senjata.
Lambert menyampaikan hal itu kepada awak media termasuk Tribun-Papua.com, di Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Senin (1/5/2023).
Lambert mengeklaim pihaknya saat ini sudah membuat Keerom damai dan jauh dari berbagai gangguan.
Menurut dia, hal tersebut dilakukan, karena Keerom sebagai tempat dimana awal sejarah lahirnya perjuangan Papua Merdeka.
Baca juga: Komnas HAM Desak Tentara Organisasi Papua Merdeka Bebaskan Pilot Susi Air Kapten Philips Methrtens
"Jadi saya minta kepada semua pihak, untuk utamakan dialog damai dan jangan pakai kekerasan senjata," ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta kepada generasi muda di Papua agar terus utamakan perdamaian.
"Di dalam damai ada pembangunan yang ideal untuk membangun negeri ini," katanya.
Diketahui, Lambert Pekikir merupakan seorang kepala desa di Kabupaten Keerom, Papua.
Ia pernah memimpin penyerangan terhadap TNI pada 2012, namun kini telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Lambert Pekikir pada zaman pemberontakannya terhadap NKRI berpangkat Panglima.
Kepada Tribun-Papua.com Lambert mengisahkan, awal mula dirinya bergabung dengan OPM pada media 1993.
Saat itu, kata Lambert dirinya langsung diangkat menjadi Kepala Senat Pemerintahan Papua Barat di Wilayah Great Waris.
Great Waris adalah perbatasan antara Provinsi Irian Jaya (kini Papua) dengan Papua Nugini (PNG).
“Saya diangkat oleh Jacob Prai untuk menjabat sebagai Koordinator umum dan panglima tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di markas Victoria,” kata Lambert.
Markas Victoria tersebut berada di Kampung Workwana, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua.
Selama menjadi Panglima Tinggi OPM, Lamber terus melakukan perlawanan kepada NKRI, namun dengan berjalannya waktu, pada medio 2010, dia dipanggil oleh utusan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yaitu Farid Husein.
Baca juga: Pilot Susi Air Bersama Tentara Organisasi Papua Merdeka, Sebby: Bila Indonesia Menolak Tuntutan Kami
Saat itu, Farid Husein menyampaikan kepada dirinya bahwa ada baiknya mencari solusi demi penyelesaian konflik Papua lewat sebuah proses demokrasi yang disebut dialog Papua-Jakarta.
“Saya mulai berpikir, tanpa dialog, permasalahan konflik Papua tidak pernah dapat terselesaikan secara menyeluruh. Moment itu yang saya gunakan untuk mencari cara meninggalkan OPM,” ujarnya.
Tepat pada medio 2013, tanpa sepengetahuan rekan-rekan seperjuangannya, Lamber mulai membangun komunikasi khusus dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dengan harapan bakal ada sebuah dialog untuk penyelesaian konflik Papua.
Semua harapan itu terjawab di medio 2014, dimana Lambert diundang oleh SBY untuk berkomunikasi melalui video call.
"Setelah komunikasi, Bapak Presiden meminta saya harus berangkat ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah RI untuk melakukan dialog guna penyelesaian konflik di Tanah Papua," tukasnya.
Atas permintaan itu, Lamber pun memutuskan kembali bersama NKRI.
Setelah membuat keputusan, Lamber mulai kembali ke Kabupaten Keerom, dan mempersiapkan dirinya berangkat ke Jakarta bertemu para pejabat tinggi Negara.

"Pada saat itulah saya bertemu dengan anak JO Sembiring (kini Danrem 172 PWY XVII/Cenderawasih) dan beliau lah memfasilitasi sekaligus mengawal saya berangkat ke Jakarta,” kata Lambert.
Saat bertemu dengan sejumlah petinggi negara, kata Lambert, dirinya menyampaikan semua aspirasi tentang solusi penyelesaian konflik di Tanah Papua.
“Negara mau memberi jaminan kepada saya untuk tetap tinggal dan membangun NKRI di Papua serta membantu negara menyelesaikan konflik di Papua,” ujarnya.
Baca juga: Organisasi Papua Merdeka Bertanggungjawab Atas Penembakan Pesawat di Beoga Kabupaten Puncak
“Persoalan konflik di Papua bukanlah hal yang gampang, diperlukan proses yang panjang karena keunikan dari bangsa Papua sangat sulit untuk dipersatukan," sambungnya.
Diketahui, untuk menjaga kedamaian di Tanah Papua, saat ini Lambert Pekikir juga membangun kerjasama dengan pihak gereja dengan lembaga-lembaga HAM.
"Itu sekilas sejarah saya dan sampai saat ini saya sudah berada bersama dengan Pemerintah RI serta aparat keamanan TNI-Polri di tengah-tengah masyarakat,” kata Lambert.
“Saya juga mau mengajak semua pihak agar mari kita budayakan budaya demokrasi, membangun budaya dialog untuk menyelesaikan setiap permasalahan di Papua," ajak Lambert. (*)
Lambert Pekikir
Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)
Papua Damai
Papua
Tribun-Papua.com
Kabupaten Keerom
Orang Papua Jadi Penonton Politik, Lahirkan Pemimimpin demi Kepentingan Indonesia |
![]() |
---|
Kantor DPD RI Perwakilan Papua Bakal Dibangun, Begini Respons Pj Gubernur Agus Fatoni |
![]() |
---|
Pemerintah Beri Izin Pertambangan pada PT Gag Nikel, Surga Raja Ampat Terancam Jadi Kuburan |
![]() |
---|
Wamendagri Apresiasi Yohanes Surya, Dorong Gasing Jadi Gerakan Pendidikan di Papua |
![]() |
---|
9 Pernyataan Sikap GKII di Tanah Papua soal Legalitas Gereja, Peringatkan Pengguna Gelap Tanpa Izin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.