Orangtua Calon Siswa di Sentani Protes
Aksi Protes Ratusan Orangtua Siswa di SMAN 1 Sentani Akhirnya Menemukan Solusi
Kami sampai siang hari belum bisa meninggalkan sekolah karena masih kesal dengan hasil yang dikeluarkan pihak sekolah
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Ratusan orangtua calon siswa yang sempat mendatangi SMAN 1 Sentani sedang menunggu kepastian dari pihak sekolah dan pemerintah mengenai nasib anak mereka yang dinyatakan tidak lulus, Kamis (13/7/2023).
Satu di antara ratusan orangtua siswa, Rosalina Wally mengungkapkan, selama satu minggu sejak 7 Juli 2023 harus menunggu di sekolah, Kantor Bupati Jayapura dan Kantor DPR Kabupaten Jayapura untuk mendengar keputusan dari pihak sekolah.
Baca juga: MIRIS Orangtua Siswa di SD Negeri 1 Sentani Kesal Pemalangan Kerap Terjadi: Anak-anak Trauma!
"Kami sampai siang hari belum bisa meninggalkan sekolah karena masih kesal dengan hasil yang dikeluarkan pihak sekolah. Kami sudah bolak balik ke sini satu minggu agar anak-anak dapat diterima belajar di SMA Negeri 1," jelasnya.
Ia mengatakan, setelah pengumuman pertama, pihak sekolah umumkan kembali 86 siswa yang lulus, namun tidak ada satupun di antara mereka yang protes.
Menurutnya, sekolah terlalu bertele-tele dan tidak ada keterbukaan memberikan keterangan kepada orangtua yang sudah menunggu sejak pagi.
Ia juga mengaku kecewa karena sekolah-sekolah lain sudah mulai melakukan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Tentu saja hal itu membuat mereka tidak dapat mendaftarkan anaknya di sekolah. Bahkan SMAN 1 sudah memasuki masa MPLS, padahal permasalahan siswa yang tidak lulus masih belum selesai.
Menurutnya, jika anaknya tidak diterima pemerintah harus memberikan solusi kepada para orangtua.
Baca juga: Orangtua Siswa Harus Tahu Fakta Penting Fleksibilitas PTM 100 Persen
"Kalaupun anak kami tidak di terima solusinya apa. Sekolah terkesan tertutup tanpa penjelasan kepada kami setiap kami kesini sekolah selalu tidak ada yang menemui kami," ujarnya.
Hal senada juga di sampaikan Irma Laura Mathindas yang menunggu sejak pagi. Sebagai orangtua ia juga menyayangkan sikap sekolah yang tidak memberi penjelasan 86 siswa yang lulus tersebut.
"Kami tunggu juga tapi kepala sekolah tidak datang menemui kita sedangkan kita yang protes dari awal tapi nama justru tidak ada," katanya.
Baca juga: Pesan Menohok Kadisdik Jayapura, Ted Mokay kepada Orangtua Siswa: Silakan Ikuti Aturan Sistem Zonasi
Menurutnya, masalah tersebut segera di selesaikan dengan cepat supaya mereka tidak terlantung-lantung selama satu tahun bahkan bisa mengaggur. Kekecewaan ratusan orangtua tersebut hingga ingin melakukan pemalangan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Eqberth Kopeuw tiba di halaman SMAN 1 Sentani pukul 14.30 WIT.
Ia langsung mengarahkan orangtua menuju halaman sekolah sementara di dampingi oleh Kepala Sekolah, Daud Taime.
Eqberth menjelaskan pemerintah telah mengambil alih persoalan tersebut dengan menambah kuota dan ruang belajar. Karena itu seluruh calon siswa akan terakomodir.
Baca juga: PPKM Level 3, Orangtua Siswa Mengaku Sulit Awasi Anak Belajar di Rumah
Namun resikonya adalah siswa baru akan belajar di Sarana Kegiatan Belajar (SKB) di Jalan Kemiri, Sentani, karena ruang belajar yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Sentani hanya mampu menampung siswa baru dengan sembilan ruang belajar.
Sementara, ruangan tersebut hanya mampu menampung sebanyak 36 siswa per kelas, sehingga total siswa baru seharusnya 324 orang.
"Siswa yang mengikuti tes sebanyak 800 orang, Ternyata masih kurang, kami tambah lagi 1 ruang dengan kapasitas 40 orang per kelas. Totalnya sudah 400 orang," ujarnya.
Lanjutnya, jika di paksakan agar dapat seluruh calon siswa ikut terakomodir maka pihaknya menambah dua ruang belajar lagi. Sehingga totalnya 80 orang siswa, namun mereka akan akan belajar di SKB Sentani, sambil menunggu pembangunan gedung di SMA Negeri 1 Sentani.
"Kami akan akomodir dengan catatan kalau mereka belajar di SKB. Akhirnya secara keseluruhan menjadi 14 ruang belajar dan isinya 40 anak tiap kelas. Ini luarbiasa di tahun ini karena baru tahun ini kabupaten yang mengurus," ungkapnya.
Dengan adanya penambahan ruang belajar orangtua di harapkan dapat menerima kebijakan tersebut. Siswa akan aktif dalam proses belajar mengajar pada 17 Juli 2023.
Baca juga: Ada TK yang Nekat Belajar Tatap Muka saat PPKM di Jakarta, Ternyata Desakan Orangtua Siswa
"Aktif belajar tanggal 17 Juli, untuk prosesnya sama seperti biasanya, semua ikut seperti biasa. Besok anak-anak datang ke sekolah untuk mengikuti proses selanjutnya," jelasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.