ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemkab Jayapura

Pemkab Jayapura Diminta Serius Kembangkan Wisata Anggrek: Punya Nilai Jual Tinggi

Disebutkan bahwa selama ini belum ada perhatian dari pemerintah daerah perihal pengembangan wisata anggrek. Padahal anggrek punya nilai jual tinggi.

Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Tribun-Papua.com/ Putri
Penjabat Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo dalam kunjungan wisata 'Pulkam' di Kelompok Pemberdayaan Masyarakat Desa Binaan Maribu Kwantemey Bonya, Kampung Maribu, Distrik, Sentani Barat sedang berbincang bersama Petani Anggrek, Elsina Yarisetouw 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Tanaman anggrek di Kabupaten Jayapura mempunyai nilai jual tinggi namun tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, Rabu (2/8/2023).

Petani Anggrek dari Maribu Kwantemey Bonya di Kampung Maribu, Distrik Sentani Barat, Elsina Yarisetouw menyatakan selama ini belum ada perhatian dari pemerintah daerah.

"Kami selama ini berjalan sendiri, tapi membawa nama kampung dan pemerintah daerah," jelasnya.

Baca juga: Wisata Papua: Berkunjung ke Taman Burung dan Taman Anggrek di Biak Numfor

Padahal ia bersama kelompoknya banyak menorehkan berprestasi diantaranya Juara III Lomba Anggrek DPD PAI Provinsi Papua Class Spesies lain-lain jenis, Juara II Kelas Class Dendrobium Lain-lain jenis Papua Orchid 2021, Juara II Class Spesies lain-lain jenis DPD PAI Provinsi Papua, dan Juara I Kelas Class Dendrobium Lain-lain jenis Papua Orchid 2021.

Para petani di kelompok hanya dukung oleh BKSDA Papua sejak 2011 hingga saat ini. Padahal jika melihat potensi anggrek yang di jual mampu mencapai harga Rp 10 juta per jenisnya.

Jenis anggrek paling diminati wisatawan yang datang dari Eropa dan Asia adalah Anggrek Macan (Grammattophyllum scriptum) dan Anggrek Hitam (Grammattophyllum stapeluflorum).

Baca juga: Sandiaga Uno Tiba di Lokasi Festival Danau Sentani, Langsung Beli Noken Anggrek Senilai Rp 6 Juta

Namun untuk penjualannya kelompoknya tidak melakukan pengiriman.

"Jadi kami tidak kirim, mereka yang datang ke tempat kami lalu beli," ujarnya.

Di Maribu Kwantemey Bonya, para petani belum menggunakan kultur jaringan atau bibit aggrek sehingga banyak anggrek yang masih di ambil dari hutan di Gunung Cyclops, ada pula yang di kirim dari Byak dan Merauke.

Sementara itu, Petani Anggrek, Agustina Kwano dari Koperasi Anggrek Dambu Kahbrai di Kampung Dosai, Distrik Sentani Barat bersama sembilan orang di kelompoknya sejak 2021 dilatih Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua.

Ada 14 jenis anggrek yang ada disana,.harganya di banderol hingga mencapai tiga juta rupiah.

Agustina menjelaskan penjualannya kebanyakan dari pendamping yang melakukan promosi lalu pembeli menghubungi petani.

Setelah melakukan pameran, pada 2021 lalu, untuk meningkatkan penjualan kelompoknya mengikuti pelatihan penjualan online dari Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Jayapura kemudian melaksanakan pameran.

"Sementara selama ini yang sudah di lakukan kami sudah bekerja dengan BKSDA mereka hubungkan kami dengan orang dari Jerman untuk mensupport kami mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan ," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved