ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Jayapura

36 PKBM di Kabupaten Jayapura Mati Suri, Amelia Ibo: Ijinnya Belum Diupdate

Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Jayapura ternyata cukup banyak.

Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah Kurita
Kepala Bidang Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat, Amelia Ibo. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Jayapura ternyata cukup banyak.

Jumlahnya mencapai 54 PKBM yang tersebar di wilayah setempat.

Namun sayangnya yang masih eksis sampai hari ini hanya tinggal 18 PKBM saja.

Baca juga: YBL dan Unicef Berikan Pelatihan Literasi Kelas Awal Pada 136 Tenaga PAUD di Asmat

Bahkan dua distrik terjauh yakni Distrik Airu dan Ravenirara belum mempunyai PKBM.

"Ada yang mati suri, ada yang izin operasionalnya belum diupdate yang benar-benar sudah valid dan konek dengan Dapodik hanya 18 PKBM," kata Kepala Bidang Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Amelia Ibo di Sentani, Distrik Sentani, Selasa (3/10/2023).

 

 

Amelia menjelaskan, peran PKBM telah menjalankan banyak kegiatan seperti keaksaraan fungsional yang di lakukan terutama untuk memberantas buta aksara, kesetaraan paket sekolah A, B, dan C, dan keterampilan bagi anak putus sekolah.

"Jadi ada kursus-kursus, bahasa Inggris, komputer, ketrampilan membuat batu tela, menjahit, dan lainnya, bisa dilakukan di pusat kesegiatan belajar masyarakat," ujarnya.

Baca juga: 17 Sekolah di Papua Barat Daya Ikut Pelatihan Pengenalan Paud HI dan Strategi Pembelajaran

Namun hingga saat ini sarana prasarana masih sangat minim sehingga pihaknya mendorong 18 PKBM itu ditingkatkan menjadi prioritas.

Kata Amlia, siswa yang belajar di PKBM dan terdata di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pun cukup banyak yakni 1.000 siswa diantaranya merupakan siswa putus sekolah dari SD, SMP, dan SMA.

Para siswa tersebut dibina oleh 400 orang tenaga pengajar sukarela.

"Guru yang mengajar ini pegiat, ada juga yang PNS," jelasnya.

Amelia menambahkan pihaknya ikut mendorong siswa yang masih berusia sekolah untuk melanjutkan ke sekolah formal.

"Jika ada anak yang ikut paket misalnya paket A atau SD dan masih usia sekolah kami bantu untuk melanjutkan di sekolah formal," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved