Pemilu 2024
Gibran Rakabuming, Kaesang dan Slogan PSI: 'Jokowi Is Me' Langkah Pembusukan Politik
Di negara demokrasi, personalisme ada salah satu tanda utama pembusukan politik. Gibran Rakabuming masuk dalam gelanggang kontestasi pilpres 2024.
Dengan hasil survei elektabilitas PSI di bawah empat persen dan kekecewaan sebagian pendukungnya, sulit bagi PSI untuk lolos ke parlemen jika tidak ada langkah signifikan.
Di sinilah keputusan untuk menjadikan Kaesang sebagai ketua umum menjadi penting. Keputusan tersebut cerdas secara politik.
Untuk partai-partai nasionalis, ketua umum partai menjadi magnet electoral partai (Litbang Kompas, 8 Agustus 2022).
Dalam survei tersebut dijelaskan, parpol nasionalis/non-agama yang sudah mapan rata-rata memiliki figur kuat sebagai magnet politik terbesar bagi pemilih.
Jika partai nasionalis yang mapan saja bertumpu pada figur ketua umum yang kuat, apalagi PSI yang terancam tidak lolos ambang batas parlemen.
Kaesang, anak Jokowi, punya popularitas dan diharapkan menjadi magnet electoral bagi PSI.
Maka seperti yang disebutkan Kaesang sendiri dalam pidatonya sebagai ketua PSI, Kaesang ingin meloloskan PSI ke Senayan.
Harapan tersebut realistis. Kaesang adalah anak Jokowi. Masyarakat Indonesia puas dengan pemerintahan Jokowi.
Dengan menjadikan Kaesang ketua umum, PSI ingin menarik suara pendukung Jokowi.
Tidak heran Kaesang tanpa ragu meminta dukungan relawan Jokowi ke PSI.
Jokowisme sebagai personalisme
PSI punya hak untuk menjadikan Kaesang sebagai ketua partai. Apalagi jika Kaesang membantu PSI untuk meloloskan caleg-calegnya ke Senayan.
Namun mengapa Kaesang? Jelas, karena dia anak Presiden Jokowi.
Maksudnya, keputusan tersebut tidak lepas dari keberadaan Jokowi yang menjadi magnet politik dan kekuasaan saat ini.
Jokowi, harus diakui, adalah anomali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.