ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemilu 2024

Gibran Rakabuming, Kaesang dan Slogan PSI: 'Jokowi Is Me' Langkah Pembusukan Politik

Di negara demokrasi, personalisme ada salah satu tanda utama pembusukan politik. Gibran Rakabuming masuk dalam gelanggang kontestasi pilpres 2024.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama Ketua Umum PSI Giring Ganesha (kedua kanan), Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie (kedua kanan), Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni (kanan) dan para kader PSI saat perayan HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa (31/1/2023). HUT ke-8 PSI yang diisi dengan Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) 2023 itu mengusung tema ''Menang Pasti Menang''.(Antara Foto/Hafidz Mubarak A) 

Menganggap Kaesang sebagai representasi Jokowi adalah cara berpikir tidak rasional. Itu cocok dengan semangat zaman feodal.

Namun penulis mengerti.

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tiga Pilar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Tangerang, Banten, Sabtu (16/12/2017). Acara yang dihadiri ribuan kader PDIP se-Indonesia itu mengusung tema Berdikari Untuk Indonesia Raya yang berlangsung dari tanggal 16 - 17 Desember 2017.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tiga Pilar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Tangerang, Banten, Sabtu (16/12/2017). Acara yang dihadiri ribuan kader PDIP se-Indonesia itu mengusung tema Berdikari Untuk Indonesia Raya yang berlangsung dari tanggal 16 - 17 Desember 2017. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Rasanya, PSI mengalami personalisme karena menjadikan Jokowi sebagai patron tanpa reserve.

Personalisme ini menjadi gejala di banyak negara demokrasi (Kendall-Taylor, 2017).

Ciri utamanya, konsentrasi kekuasaan ada pada pemimpin; pengaruh dan kemandirian partai politik berkurang karena aktor-aktornya berkiblat pada pribadi pemimpin.

Selain itu, arah dan praktik politik merefleksikan preferensi pemimpin dari pada proses negosiasi, kontestasi dan kompromi politik aktor-aktornya.

Baca juga: Mahfud MD Resmi Ditunjuk Dampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024: Berikut Prestasi Sang Profesor

Menurut Wright (2021), personalisme ini adalah erosi demokrasi dan menghasilkan polarisasi politik sebab arah dan praktik politik bertumpu pada pribadi penguasa, bukan pada nilai, sistem atau struktur demokrasi.

Sejatinya, PSI tepat merumuskan nilai kepemimpinan Jokowi sebagai Jokowisme. Sayang mereka mengartikulasikannya secara keliru.

Alih-alih menjadikan nilai kepemimpinan Jokowi sebagai nilai partai, mereka jatuh pada personalisme Jokowi: menjadikan Jokowi sebagai aku ("Jokowi is me").

Di negara demokrasi, personalisme ada salah satu tanda utama pembusukan politik.

Sedihnya, pembusukan tersebut semakin kentara belakangan ini dengan akrobat politik Mahkamah Konstitusi, lalu dilanjutkan dengan skenario yang belakangan ini semakin jelas: Gibran Rakabuming masuk dalam gelanggang kontestasi pilpres 2024. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Jokowi is Me" sebagai Pembusukan Politik",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved