ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PT Freeport Indonesia

PTFI Berikan Bantuan 10.000 Bibit Bambu kepada Pemprov Papua untuk Cagar Alam Pegunungan Cycloop

Gerakan penanaman 66.666 ribu bibit bambu atau sepanjang 78 KM batas penyanggah (buffer zone) sebagai tanda batas Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

|
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Hendrik Rewapatara
Vice President Evironmental Division PT Freeport Indonesia (PTFI), Gesang Setyadi saat menyerahkan bibit pohon bambu kepada Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua, Suzana Wanggai. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - PT Freeport Indonesia (PTFI) mendukung Pemerintah Provinsi Papua dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dalam Program Penyelamatan Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Hal itu ditandai melalui gerakan penanaman 66.666 ribu bibit bambu atau sepanjang 78 KM batas penyanggah (buffer zone) sebagai tanda batas Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Diketahui, tujuan penanaman bambu ini untuk menyelamatkan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dari gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan degradasi dan deforestasi.

Baca juga: Pemprov Papua Apresiasi Bantuan 10 Ribu Bibit Bambu dari PT Freeport Indonesia: Selamatkan Cyloop

Tak hanya itu, kemudian menyediakan batas di alam yang jelas kepada masyarakat untuk membedakan ruang yang masuk Cagar Alam Pegunungan Cycloop dan yang bukan, serta mencegah terjadinya longsor dan banjir yang dapat mengancam wilayah Kabupaten Jayapura.

Vice President Evironmental Division PT Freeport Indonesia, Gesang Setyadi mengatakan, bantuan bibit bambu yang diberikan adalah jenis bambu petung.

 

 

"Atau dikenal dengan nama Dendrocalamus asper. Jenis bambu ini memiliki ukuran lingkar batang yang besar dapat mencapai tinggi 20 m dengan panjang ruas 40-50 cm dan garis tengahnya dapat mencapai 20 cm," kata Gesang Setyadi dalam sambutannya di Jayapura, Kamis (16/11/2023).

Gesang mengatakan, manfaat bambu petung sangat banyak terutama dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan kayu struktural untuk konstruksi berbagai bangunan, tiang rumah, jembatan dan titian karena ukurannya yang tebal, kuat dan awet.

"Bambu ini kami datangkan dari Yogyakarta” ujarnya.

Baca juga: Polres Jayapura Gandeng Tokoh Agama dan Adat Hijaukan Cagar Alam Cycloop

Ditempat yang sama, Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua, Suzana Wanggai menyampaikan, penyelamatan cagar alam Cycloop sangatlah penting.

"Penanaman bambu untuk penyelamatan cagar alam Cycloop, kita semua berkumpul komitmen untuk menjaga hutan dan alam kita," kata Suzana Wanggai.

Menurut Suzana, menjaga kawasan alam merupakan kesepakatan bersama dalam upaya penyelamatan Cycloop.

"Perlu kolaborasi semua stakeholder untuk menyepakati bersama rencana tindak lanjut dan rencana aksi bersama penanaman bambu," ujarnya.

"Secara khusus kepada PT Freeport Indonesia yang hari ini memberikan bantuan bibit sebanyak 10.000 bibit, kami pemprov Papua apresiasi," sambung Suzana.

Suzana mengatakan, pemberian bibit sebagai wujud untuk membantu program pemerintah dalam rangka penyelamatan Cycloop.

Baca juga: Dirut PDAM Jayapura Tegaskan Intake di Cagar Alam Cycloop Sudah Ada Sejak Lama

"Secara tidak langsung adanya keterlibatan pihak swasta dalam pemulihan lingkungan serta sumber daya flora dan fauna di cagar alam Cycloop," katanya.

Mewakili Pj Gubernur Papua, Suzana minta semua pihak bergandeng tangan menjaga alam, lebih khususnya pegunungan Cycloop.

 

Pemerintah Provinsi Papua mengapresiasi PT Freeport Indonesia yang telah memberikan bantuan 10 ribu bibit bambu untuk ditanam dikawasan penyangga seluas 78 KM, Kamis (16/11/2023).
Pemerintah Provinsi Papua mengapresiasi PT Freeport Indonesia yang telah memberikan bantuan 10 ribu bibit bambu untuk ditanam dikawasan penyangga seluas 78 KM, Kamis (16/11/2023). (Tribun-Papua.com/ Hendrik)

 

Kawasan Cycloop Kawasan Hutan Strategis

Suzana menjelaskan cagar alam pegunungan Cycloop menjadi kawasan hutan yang mempunyai nilai strategis.

"Karena sebagai sumber plasma nufta kaya akan keanekaragaman hayati flora dan fauna endemik Papua," katanya.

Sebagaimana dalam laporan, Cycloop mempunyai ekosistem tipe hutan lengkap.

"Hutan pantai, hutan daratan rendah hutan pegunungan rendah, hutan lumut hutan ultra basic dan padang rumput, sekaligus berfungsi sebagai penyerap karbondioksida untuk menurunkan emisi gas rumah kaca," pungkasnya.

Suzana berujar, ekosistem hutan Cycloop terdapat banyak makhluk hidup yang ada di dalamnya.

"Kita punya flora fauna sangat banyak misalnya anggrek yang luar biasa dan sangat eksotis, untuk di dunia kita punya anggrek yang sangat luar biasa."

Baca juga: Dukung Pembangunan Infrastruktur di Papua, Freeport Manfaatkan Tailing Sebagai Bahan Campuran Aspal

"Mudah-mudahan dengan tertanamnya pohon-pohon ini anggrek kita yang punah dan hilang sudah dibawa sudah dimakan oleh siapapun itu bisa kita kembalikan kembali untuk di Indonesia," sambung dia.

Selain itu, Suzana mengatakan, cycloop juga sebagai sumber penyediaan air bagi Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura serta penyuplai air bagi danau Sentani dan pengatur iklim mikro.

"Juga sebagai laboratorium alam bagi penelitian dan pendidikan, hal itu menggambarkan bahwa cycloop mempunyai peran penting untuk hidup banyak orang," ungkapnya.

Mewakiki pemerintah, Suzana mengajak seluruh stakeholder untuk melakukan penyelamatan cagar alam Cycloop.

"Dengan penanaman bambu sebagai batas bentang alam penyangga cycloop pemanfaatan fungsi cagar alam sebagai sumber air untuk memberikan dukungan penuh dalam penanganan penyelamatan cyclop," tukasnya.

Ia menambahkan, semua stakeholder mesti komitmen untuk penyelamatan cagar alam cycloop hari ini.

Baca juga: Pemkab Jayapura Wacanakan Kerja Sama PT Freeport Latih Petugas Damkar Tahun Depan

"Harus terus menjadi tanggung jawab kita bersama, ini adalah komitmen kita kalau komitmen kita terhadap bagaimana untuk bangun untuk kembalikan alam ini berarti komitmen kita kepada Tuhan."

"Diharapkan, untuk semua bertanggung jawab menyelesaikan penanaman sepanjang 78 km harus dilakukan secara berkala dan berskala melalui tingkat unit terkecil sampai pada satuan terbesar dengan melibatkan semua komponen masyarakat," sambung Suzana.

 

Cycloop Ibarat Taman Eden

Pemerhati lingkungan Barnabas Suebu dengan tegas menyampaikan, semangat untuk menjaga lingkungan tidak pernah mati.

Mantan gubernur Papua itu menyampaikan, dari ketinggian semua bisa melihat keindahan alam yang dimiliki oleh Cycloop.

"Kita semua yang duduk disini dengan pemandangan yang begitu indah inilah Taman Eden yang tuhan ciptakan dan kasih kepada kita," katanya.

 

 

Suebu mengibaratkan alam Cycloop sebagai Taman Eden lantaran memilik keanekaragaman hayati.

"Tuhan berikan mesti dijaga, dan dirawat secara baik jangan rusaki pohon atau alam itu," ujarnya.

Suebu mengatakan, beberaoa tahun lalu ada banjir menhantam Sentani dan ratusan orang pergi.

"Itu menjadi pelajaran agar kita mesti jaga alam," pungkasnya.

Menurutnya, semua berkumpul disini dalam rangka penyelamatan Taman Eden yang Tuhan telah berikan.

"Khususnya penyelamatan Cycloop kita tidak hanya tanam pohon, lebih penting adalah menanam kesadaran manusia," ungkapnya.

Ia menambahkan, semua stakeholder mesti bersama menjaga alam Cycloop yang begitu indah.

Baca juga: PT Freeport Indonesia Fasilitasi Nikah Massal Bagi 15 Pasangan Karyawan Asli Papua

"Kamu jaga dan pelihara dari padanya kamu akan hidup, kalau rusak pohon ini kamu akan mati. Sangat penting, bahwa untuk semua stakeholder seluruh komponen lapisan masyarakat harus bersama,"

"Ini kita lakukan adalah kepentingan bersama demi pemelihara iklim di Cycloop," sambung Bas Suebu.

Senada, salah satu akademisi pemerhati lingkungan di Papua, Yehuda Hamokwarong menilai, saat ini banyak permasalahan yang terjadi dalam kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloops.

"Mulai dari terjadinya pengurangan luas tutupan kawasan hutan akibat aktivitas masyarakat dalam pemanfaatan ekosistem dan sumber daya alam yang menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya alam dan keanekaragaman hayati seperti penebangan liar, perburuan satwa liar, alih fungsi lahan, perambahan hutan, perladangan berpindah dan pemukiman illegal,” kata Yehuda. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved