Ganjar ke Papua
Spanduk Rakyat Papua Bersama Ganjar-Mahfud Dicopot Petugas, Calon Presiden Justru Dielukan
Bukan hanya di Bali, spanduk berisi dukungan rakyat Papua kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dicopot oleh petugas.
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Publik kembali dikagetkan pencopotan spanduk berisi gambar calon presiden RI Ganjar Pranowo.
Setelah di Bali, kini spanduk ukuran besar bertuliskan 'Rakyat Papua Bersama Ganjar-Mahfud' dicopot di jalan menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pencopotan spanduk itu sesaat Ganjar Pranowo tiba di Bandara Sentani, Jayapura, Selasa (21/11/2023) siang.
Petugas yang enggan disebutkan namanya mengaku disuruh oleh atasannya untuk mencabut spanduk yang dipasang di papan reklame, dekat lampu merah jalan menuju Bandara Sentani.
"Saya hanya bertugas, dan diperintah harus dilepas," ujar pemuda tersebut kepada Tribun-Papua.com, Selasa (21/11/2023).
Baca juga: Ganjar Pranowo Kunjungi Jayapura, Spanduk Rakyat Papua Bersama Ganjar-Mahfud Dicopot
Sementara, kedatangan Ganjar ke Papua bukan dalam rangka kampanye.

Melainkan, diundang oleh barisan pendukungnya untuk melihat Papua secara dekat, sekaligus mendengarkan aspirasi masyarakat yang memprakarsai dukungan kepadanya.
Selain itu, Ganjar juga dijadwalkan memberikan kuliah umum di Universitas Cenderawasih (Uncen).
Sayangnya, mantan Gubernur Jawa Tengah itu ditolak oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPMF) dari 9 fakultas di Uncen.
Mereka menggelar demonstrasi dan memblokade gerbang Auditorium Uncen di Distrik Abepura.
Ketua BEM FH Uncen, Yanes Hisage, mengatakan kampus bukan tempat kampanye politik praktis.
"Uncen didirikan untuk mendidik dan mengajar agar menjadi mahasiswa yang berprestasi, bukan berpartisipasi dalam kampanye politik praktis lalu terjerumus," ujarnya kepada Tribun Papua.com.
Alasan lainnya, kata Hisage, bertepatan surat edaran Gubernur Papua soal hari lahirnya Otonomi Khusus (otsus) Papua hari ini.
"Hari ini adalah hari lahirnya otonomi khusus. Di dalamnya ada empat substansi yang fundamental yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial politik."'
"Selama 20 tahun berjalan faktanya kesejahteraan itu belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat akar rumput di Papua," ujarnya.
Hal itu pula alasan BEM Uncen menolak siapa pun calon presiden memberikan kuliah umum di kampus.
Hisage menegaskan, Uncen adalah lembaga pendidikan milik masyarakat Papua, sehingga nama baiknya harus dijaga.
"Jangan jadikan panggung politik untuk mengkampanyekan arah politik praktis tahun 2024. Kami mempertegas untuk lembaga Uncen hentikan ciptakan panggung untuk para calon presiden republik Indonesia menyampaikan orasi atau kampanye politik secara personal," katanya.

Sekalipun tidak diundang hadir, BEM Uncen tak melarang calon presiden menyampaikan gagasannya.
Hanya, alangkah baiknya gagasan itu disampaikan secara kolektif.
Ganjar Disambut 5.000 Warga Papua
Lain halnya di Kota Jayapura. Ganjar Pranowo justru disambut ribuan warga yang ingin mengenal dirinya secara dekat.
Sekira 5000 warga Kota Jayapura membanjiri lapangan Papua Trade Center (PTC) Entrop, di Distrik Jayapura Selatan, Rabu sore.
Sesampainya di Lapangan PTC, Ganjar Pranowo disambut tarian adat dari Kepulauan Yapen dengan tradisi injak piring.
Ganjar saat keluar dari mobil, langsung disambut panitia, lalu diarak ke panggung.
Ganjar Pranowo disambut tarian adat dari Kepulauan Yapen dengan tradisi injak piring.
"I love you, Papua," ucap Ganjar.
Baca juga: Demonstrasi di Jayapura, Mahasiswa Papua Tolak Kedatangan Ganjar Pranowo: Ada Apa?
Ganjar mengatakan, dirinya begitu bahagia bisa menginjakan kaki di tanah Papua.
"Hari ini saya merasa sangat bahagia, berdiri di depan kalian semua," katanya.
Menurutnya, sambutan yang luar biasa membuat dirinya terharu.
Ganjar berpesan agar seluruh masyarakat untuk bersama membangun Papua dan mesti hormati budaya.
Sementara itu, Koordinator Ganjarist Papua, Yulianus Dwa mengatakan, sebanyak 25 relawan minta Ganjar datang ke Papua.
"Terimakasih semua telah mendukung," pungkasnya.

Didoakan di Pulau Mansinam, Tanah Injil di Manokwari
Sebelum ke Jayapura, Ganjar Pranowo mengatakan dirinya baru saja mengunjungi Pulau Mansinam di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Mansinam adalah saksi sejarah pekabaran Injil yang merupakan awal mula peradaban (kekristenan) di Tanah Papua.
Misionaris Barat, Ottow dan Geissler memperkenalkan injil pertama kali ke masyarakat Papua di lokasi ini.
Di lokasi ini, tetua adat setempat menyambut kedatangan Ganjar, sekaligus mendoakannya.
Kunjungan khusus Ganjar Pranowo ke Papua Barat merupakan agenda internal relawan.
"Kami ketemu pendeta lalu didoakan disana (Mansinam), kami melihat situs yang dulunya adalah gereja sekarang sudah hilang," ungkapnya di hadapan ribuan warga Papua.
"Saya sampaikan ke bapak pendeta, pak kenapa (gereja) itu tidak dibangun kembali agar kelak menjadi ceritera sejarah yang bisa dilihat," sambung Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo menyatakan agenda kunjungannya ke Manokwari bukan untuk berkampanye.
"Saya bukan sedang berkampanye, tetapi saya datang untuk memenuhi kewajiban saya," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar mengaku menyiapkan waktu khusus selama 3 hari untuk melakukan agenda kunjungan khusus keliling tanah Papua.

Ia pun berkisah tentang arti kebersamaan sebagai sesama anak bangsa.
Ganjar juga menyampaikan cerita tentang hal yang menginspirasi dirinya kala bertemu mahasiswa Papua di Jawa Barat.
Baca juga: Mahasiswa Tolak Ganjar Pranowo Kuliah Umum di Uncen Jayapura, Begini Penyebabnya
"Saya teringat saat musim COVID-19, ada hal paling berkesan saat mengunjungi putra-putri asli Papua di salah satu asrama mahasiswa di Semarang," ujar Ganjar.
Kala itu, kata Ganjar, ia datangi asrama mahasiswa Papua dan berbagai rezeki dengan mengirimkan bahan makanan.
"Karena rasa kemanusiaan tidak bisa diukur dari harta, atau di kapling dengan suku, ras dan golongan. Kemanusiaan tetap kemanusiaan, apapun itu," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.