ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Lukas Enembe Meninggal Dunia

Kericuhan di Jayapura Disebut Akibat Akumulasi Kekecewaan Rakyat Papua terhadap Pemerintah dan KPK

Sebab, Lukas Enembe yang menderita sakit permanen tidak diperlakukan maksimal untuk mendapatkan hak atas layanan kesehatannya.

Kolase Tribun-Papua.com
Massa saat mengatar jenazah Lukas Enembe dan tampak bangunan yang dibakar oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab di Waena, Kota Jayapura, Papua pada Kamis (28/12/2023). 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Kericuhan yang terjadi di Jayapura saat pengantaran jenazah eks Gubernur Papua, Lukas Enembe ke kediamannya, diklaim akibat akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap pemeruintah pusat.

Akumulasi kekecewaan rakyat Papua juga termasuk perlakuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menangani kasus yang melilit Gubernur Papua dua periode itu.

Sebab, Lukas Enembe yang menderita sakit permanen tidak diperlakukan maksimal untuk mendapatkan hak atas layanan kesehatannya.

Demikian pandangan politisi senior Papua, Paskalis Kosay secara tertulis diterima Tribun-Papua.com di Jayapura, Sabtu (30/12/2023).

Berdasarkan pemeriksaan ol;eh dokter, lanjut Paskalis Kosay, Lukas Enembe disebut mengalami sakit permanen, tetapi lembaga antirasuah tersebut memaksakan kehendak.

"Kalau sakit permanen, harusnya Lukas Enembe mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal," kata Kosay kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Sabtu (30/12/2023).

Karena itu, ia menilai KPK dan pemerintah betindak tak adil terhadap Lukas Enembe.

Baca juga: BREAKING NEWS: Massa Bakar Pertokoan di Waena, Warga Kota Jayapura Trauma Ricuh 2019 Terulang

Perlakuan ini pun dianggap masyarakat Papua tidak manusiawi, hingga menambah deretan kekecewaan terhadap pemerintah.

"Peristiwa atau insiden penghadangan terhadap PJ Gubernur Papua dan Kapolda Papua sampai berlanjut kerusakan fasilitas umum itu merupakan ekspresi dan pelampiasan kekecewaan rakyat," katanya.

Kosay menyimpulkan, deretan peristiwa mulai pelemparan pejabat Papua, jurnalis, hingga pembakaran belasan ruko dan perusakan kendaraan di Jayapura oleh massa pengarak jenazah Lukas Enembe, adalah bentuk ekspresi spontan rakyat atas ketidakadilan pemerintah terhadap pemimpin Papua.

"Menurut saya tidak ada motif lain atau kepentingan lain yang memprovokasi peristiwa tersebut. Itu murni pelampiasan kekecewaan," jelasnya.

Meski begitu, mantan Anggota DPR RI itu mengakui aksi maayarakat itu justru mengurangi simpati dan penghormatan kepada almarhum Lukas Enembe.

"Sayangnya, (pelampiasan) dapat menghilangkan ketokohan bapak Lukas Enembe," ujarnya.

"Seandainya seluruh rakyat mengikuti dengan tertib seluruh prosesi agenda yang disusun pihak Gereja GIDI , keluarga dan Pemprov Papua, simpati semakin meluas dan tidak mungkin terjadi perlawanan yang memperkeruh Kamtibmas di Kota dan Kabupaten Jayapura," pungkasnya. 

Kronologi Kericuhan

Sebagian dari massa yang tergabung dalam rombongan pengarak jenazah eks Gubernur Papua, Lukas Enembe,  membuat kericuhan di Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Kamis (28/12/2023) petang.

Sekelompok massa yang menunggu kedatangan iringan mobil jenazah Lukas Enembe dari Sentani, membakar belasan rumah pertokoan (ruko) di persimpangan Jalan Perumnas Waena, Distrik Heram.

Mereka beringas, lalu menyulut api ke ruko hingga menjalar ke deretan pertokoan di kawasan itu.

Pantauan Tribun-Papua.com di lapangan, massa yang membakar ruko tersebut sempat diadang oleh aparat keamanan.

Awalnya, massa melempari deretan pertokoan hingga dipukul mundur aparat TNI yang berada di lokasi.

Sekira pukul 18.10 WIT, aparat keaman berhasil mengamankan lokasi dan berupaya untuk memadamkan api.

Sebelumnya, rombongan pertama yaitu mobil ambulance dan pengendara motor yang melalui jalan Wamena berjalan dengan aman dan lancar.

Namun, insiden pemkabaran belasan ruko dilakukan oleh rombongan massa pejalan kaki.

Peristiwa ini pun membuat trauma warga Kota Jayapura.

Sebab, kericuhan akibat kasus rasisme pada 2019 belum hilang dari memori.

Kala itu, Kota Jayapura terbakar amarah massa hingga melakukan pembakaran rumah dan kios.

Fasilitas publik juga dirusak dan dibakar massa.

Akibatnya, aktivitas perekonomian lumpuh total.

Belum lagi kericuhan berujung jatuhnya korban jiwa. 

Baca juga: Lukas Enembe yang Dipuja dan Gagalnya Jakarta Memenangkan Hati Orang Papua

Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, narasi provokatif mulai disebar oknum yang tidak bertanggung jawab lewat media sosial, baik facebnook dan WA.

Tujuannya, membuat benturan horizontal.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom juga menyerukan masyarakat untuk melakukan kericuhan.

Sebelumnya, Forkopimda, tokoh masyarakat dan tokoh agama mengimbau masyarakat di papua untuk tenang dan tidak mengganggu ketertiban.

Masyarakat diminta memberi penghormatan terakhir bagi Lukas Enembe dengan tidak membuat gangguan ketertiban umum.

Presiden Gereja Injili Indonesia (GIDI), Pdt Dorman Wandikbo lewat pesan WA yang bersedar, mengimbau masyarakat Papua tenang, serta tidak mengganggu keamanan di Jayapura dan wilayah lainnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved