ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Papua Tengah

Buntut Penganiayaan dan Pemalakan di Jalan Trans Nabire-Ilaga, Keluarga Korban Bakar Rumah Pelaku

Alasan membakar rumah pelaku karena palaku tidak ada di rumah untuk diminta mempertanggungjawabkan perbuatannya.

|
Penulis: Yulianus Degei | Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/ Istimewa
Tampak rumah pelaku pemalakan dan penganiayaan di Kampung Gerbang Sadu, Nabire, Papua Tengah, pasca dibakar keluarga korban. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Degei

TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE- Pascaaksi pemalakan dan penganiayaan yang terjadi di Jalan Trans Nabire-Ilaga, pihak korban membakar rumah pelaku di Kampung Gerbang Sadu Wadio, Kabupaten Nabire, Papua Tengah.

Mewakili pihak korban penganiayaan, Martinus mengatakan, alasan membakar rumah pelaku karena palaku tidak ada di rumah untuk diminta mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Kami datang cek palaku untuk minta pertanggungjawaban, namun dia tidak ada jadi kami terpaksa membakar rumahnya,” kata Martinus kepada Tribun-Papua.com, pada Senin (22/4/2024).

Baca juga: OTK Serang Dua Warga di Jalan Poros Madi-Enarotali, 1 Tewas, Satu Selamat

Menurut Martinus, kendati masalah pemalakan di Jalan trans Nabire-Ilaga sudah diselesaikan, namun palaku masih tetap melakukan pemalakan.  

Apalagi saat ini, sambung Martinus, korban pemalakan dan penganiayaan dalam keadaan kritis dan masih dirawat di rumah sakit.

“Sebenarnya masalah pemalakan di jalan trans Nabire-Ilaga ini sudah diselesaikan dengan membuat surat kesepakan di Polsek Nabire Barat, namun pelaku masih melakukan pemalakan dan berujung penganiayaan. Kemudian keadaan korban juga sangat kritis dan masih di rawat sampai saat ini,” terang dia. 

Di tempat yang sama, Nataniel pihak keluarga korban, juga menjelaskan kronologis pemalakan dan penganiayaan yang menimpa korban.

“Jadi korban bernama Benior Agapa turun ke Nabire dari Deiyai kemarin 21 April 2024. Ketika korban sampai di di Wadio tepat jam 16:00 WIT, korban dipalang oleh seorang pemuda dari Suku Moni," bebernya. 

Baca juga: Pengusaha Bengkel OAP Keluhkan Pengurusan Surat Perizinan Usaha di Kabupaten Nabire

Saat itu korban dianiaya pelaku  menggunakan parang, dan kemudian diseret di atas jalan aspal.

"Saat korban tidak berdaya, motor, HP dan juga uang Rp 7 ratus ribu diambil oleh pelaku. Setelah  itu pelaku masuk ke dalam hutan, korban lari ke rumah sakit,” papar Nataniel. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved