Info Mimika
Mobilisasi Warga Non-Papua Pendulang Emas di Wilayah Mimika Barat Tengah Meningkat
mobilisasi pendulang emas dari kalangan non-Orang Asli papua (OAP) semakin meningkat.
Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela
TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA - Aktivitas pendulangan emas tradisional milik masyarakat di wilayah Distrik Mimika Barat Tengah, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah dan sekitarya terus berjalan hingga saat ini.
Aktivitas mendulang emas tradisional tidak hanya dilakukan oleh masyarakat lokal atau setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun kini mobilisasi pendulang emas dari kalangan non-Orang Asli papua (OAP) semakin meningkat.
Kedatangan warga pendatang untuk mnedulang emas di wilyah Kampung Wakia, Kapiraya, Wumuka menggunakna peralatan lebih canggih justru membuat masyarakat lokal harus bersaing dengan mereka.
Tak kala masyarakat harus membeli peralatan mahal seperti mesin alkon dan peralatan lainnya agar pendapatan dulang emas bisa meningkat.
Baca juga: Tambang Emas Ilegal di Papua Barat Diduga Dibekingi Aparat, LP3BH: Kapolda Segera Bertindak Tegas
Dipasaran sesuai pengakuan masyarakat setempat bahwa, harga satu kaca emas hanya Rp 60 ribu saat dijual kepada para pengepul.
Kabarnya dulu penghasilan masyarakat diatas satu gram namun kini sudah tidak ada lagi lantaran adaya persaingan di loksi dulang.
Tokoh masyarakat Kampung Kapiraya, Valentinus Tapipea ditemui Tribun-Papua.com, Selasa (30/4/2024) menyebut, saat ini di lokasi dulang emas baik di Kapiraya dan Wakia masyarakat lokal bersaing dengan pendatang.
"Pernah beberapa waktu lalu kejadian di Wakia saat itu pendulang emas diusir. Saya kurang tahu karena masyarakat lokal dan pendatang diusir keluar dari lokasi dulang," katanya.
Baca juga: 9 Penambang Emas Ilegal Ditangkap di Pegunungan Arfak Papua Barat, Eksavator Disita
Ia mengatakan, saat ini alat berat atau eksavator di Wakia juga masih berada dilokasi tetapi dirinya tidak tau kalau alat itu digunakan untuk apa.
"Pasca kejadian itu masyarakat sudah kembali mendulang di mana, kampung kami dulu sepi tetapi sekarang ramai karena adanya emas," ucapnya.
Berdasarkan pantauan, perkampungan yang dulunya jarang terlihat kendaraan sepeda motor kini telah banyak padahal akses ke lokasi tersebut sangat jauh dari kota Timika. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.