Nasional
Kapolda NTT Buka Suara soal Polemik Seleksi Taruna Akpol, Irjen Daniel Silitonga Bilang Begini
Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga terseret dalam sentimen negatif publik yang merespons hasil seleksi calon taruna Akademi Kepolisian asal daerah itu
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
Menurut Darius, sentimen buruk terhadap Daniel yang dianggap bertanggung jawab dalam dugaan praktik nepotisme, itu tidak terelakkan.
Sebab, 4 dari 11 calon yang lulus mewakili NTT dikaitkan dengan identitas asal suku Daniel.
Empat orang dimaksud adalah Timothy A Silitonga, Arvid T Situmeang, Brian LS Manurung, dan Madison JRK Silalahi.
Mereka diduga menggunakan alamat tempat tinggal di NTT hanya untuk kepentingan seleksi calon taruna Akpol 2024.
”Ini bukan soal rasis terhadap suku tertentu, tetapi ini adalah wujud dari keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Gunanya alokasi kuota di setiap provinsi itu agar ada perwakilan putra-putri dari sana,” kata Darius.
Baca juga: Polisi Olah TKP Kebakaran di Kampung Yoka Kota Jayapura, Diduga Dibakar Sekelompok Massa
Ia menilai, masuknya peserta dari luar yang memiliki koneksi ”orang dalam” untuk mengisi kuota NTT adalah bentuk perampasan.
”Kalau cara kerja seperti itu, tidak perlu lagi dibikin seleksi daerah. Langsung saja seleksi di Mabes Polri,” ujarnya dengan nada kesal.
Melihat kejanggalan dalam seleksi calon taruna Akpol di NTT, banyak orangtua pesimistis, anak mereka yang bercita-cita masuk Akpol dapat melewati proses tersebut dengan baik.
Ada yang memilih mengurungkan niat mereka karena tidak memiliki koneksi ”orang dalam”.
”Yang kami bisa lakukan adalah menyiapkan dengan baik anak kami. Mereka harus belajar dan berlatih fisik dengan disiplin. Kalau harus dengan cara nepotisme apalagi suap, kami angkat tangan,” kata Laurens (44), warga Kota Kupang. (*)
Berita ini dioptimasi dari Kompas.id, silakan klik dan berlangganan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.