Penembakan di Puncak Jaya
Tiga Warga Puncak Jaya Ditembak, Polisi Bilang Begini Usai Rapat Bersama Forkopimda
Terbaru, pihak keluarga korban menegaskan anggota keluarganya yang ditembak TNI bukanlah bagian dari gerombolan OPM.
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Paul Manahara Tambunan
"Kemudian Tonda Wanimbo itu warga sipil selaku Bendahara Kampung Temu asal Distrik Ilamburawi. Dia setiap hari ikut pencairan di Bank BPD tidak pernah ada tindakan penangkapan," lanjut Leson.
Sementara, korban bernama Pemerintah Murib adalah Kepala Kampung Dokome.

"Lebih parah lagi kepala kampung ini, kita semua dengar bahwa bapanya adalah pejuang Pepera," ujarnya.
Karena itu, pihak keluarga mendesak agar Kapendam XVII/Cenderawasih segera mengklarifiasi pernyataannya sebagaimana disiarkan sejumlah media.
Baca juga: TNI Sebut Tiga Orang Tewas di Puncak Jaya Bagian Gerombolan OPM, Letkol Candra: Penindakan Berlanjut
"Aksi itu spontan tidak direncanakan dan itu di luar dari nalar kami. Seandainya kami merencanakan kejahatan, pasti rumah-rumah semua habis kami bakar, namun kami tau diri," jelasnya.
Pemerintah daerah setempat berupaya mengumpulkan elemen masyarakat, keluarga korban, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat.
Pemerintah melakukan langkah preventif guna mencari solusi terbaik.
Rapat pun digelar di kampung tempat korban disemayamkan.
Sejumlah tokoh hadir yakni Ketua Klasis GIDI Mulia Pdt Telius Wonda, tokoh masyarakat Otius Wonda, keluarga 3 korban Leson Gire, Ketua GAMKI Maikel Wonerengga, Kepala Distrik Muara Yoses Wonda, Kepala Distrik Mulia Tekiles Wonda serta masyarakat setempat.

Hasilnya, disepakati beberapa poin penting yaitu:
- Harus dilakukan klarifikasi bahwa tiga korban adalah masyarakat sipil, kepala kampung dan bamuskam dengan kronologi sesungguhnya.
- Keluarga menyepakati jalan damai dan tidak akan memperpanjang masalah dan aksi serta meminta keluarga nusantara untuk kembali beraktivitas seperti biasa
- Meminta Kodam XVII/Cenderawasih dan jajaran untuk meminta maaf dan memulihkan nama baik masyarakat Puncak Jaya dengan membentuk Tim pencari fakta untuk mencari kebenaran
- Aksi pembakaran kendaraan dan pelemparan diakui sebagai bagian dari adat dari bentuk ketidakpuasan keluarga korban
- Mengajak seluruh keluarga dan masyarakat nusantara untuk bersama-sama menjemput HUT RI Ke-79 bulan agustus nanti.
- Meminta ojek dan kios untuk mematuhi aturan jam operasional perdagangan dan batas wilayah antar jemput penumpang melebihi batas.
- Memahami tugas pokok TNI/Polri untuk tetap menjaga keamanan dan Kamtibmas dengan presisi dan tetap berkoordinasi asal jangan lagi terjadi korban di masyarakat.
Dalam pertemuan dilaksanakan konferensi pers resmi pukul 15.00 WIT.
Pertemuan berjalan lancar, dan setelahnya membubarkan diri. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.