ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemkab Jayapura

Dinkes Sebut Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Kabupaten Jayapura

masyarakat tidak perlu panik tetapi tetap mengantisipasi penyebaran virus dengan menggunakan masker menghindari populasi, dan mencuci tangan.

Freepik
Ilustrasi Monkeypox atau cacar monyet 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura menyebut kasus cacar monyet atau monkeypox (mpox) tidak ditemukan di wilahay Jayapura.

Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang menyampaikan, masyarakat tidak perlu panik tetapi tetap mengantisipasi penyebaran virus dengan menggunakan masker menghindari populasi, dan mencuci tangan menggunakan sabun.

Masyarakat dapat melakukan pemeriksaan apabila mengalami gejala cacar monyet seperti demam, dan muncul ruam ke fasilitas kesehatan terdekat, agar dapat segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Cacar monyet menular karena kontak aktif karena ada kasus sakit kemudian kontak fisik oleh seseorang baik seksual atau secara fisik melalui nanah cacar monyet. Sedangkan kontak yang lain seperti melalui udara bisa saja terjadi namun penularan terjadi apabila kontak dengan orang yang sakit.

Baca juga: Vaksin Cacar Monyet Tak akan Diberikan ke Semua Orang, Ini Penjelasan Menkes

Tetapi penularan cacar monyet berbeda dengan Covid-19.

Dikatakan, awal kasus virus cacar monyet terjadi pada tahun 2022 dengan total kasus di seluruh Indonesia sebanyak 88 kasus selama dua tahun terakhir.

Kasus terbanyak terjadi di Jakarta sehingga  Kementrian Kesehatan menetapkan status epidemi karena terjadi peningkatan kasus secara signifikan di Jakarta, dan beberapa provinsi pada populasi tertentu.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang. (Tribun-Papua.com/ Calvin)


Sedangkan, secara global WHO menyampaikan kondisi darurat atau status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) karena jumlah kasus yang rendah tetapi tingkat kematian yang cukup tinggi.

Adapun, cacar monyet disebabkan oleh virus penyakit zoonosis karena adanya pertukaran virus dari hewan ke manusia. 

"Di Kabupaten Jayapura tidak ada kasus namun berdasarkan surat edaran yang disampaikan Dirjen Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) kepada pemerintah daerah bahwa setiap pemerintah provinsi dan kabupaten kota diberikan arahan yakni memantau keamanan  situasi yang terjadi secara global dan wilayah," kata Edward lewat pesan singkat aplikasi WhatsApp, Rabu (4/9/2024).

Baca juga: Pemerintah Siapkan 10.000 Vaksin Cacar Monyet, Ini Penjelasan Kemenkes

Edward mengatakan, mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet pihaknya melakukan pelaporan link terpadu ke Kementerian Kesehatan dan juga melakukan koordinasi dengan Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Papua yakni Labkesmas Papua Tingkat III.

"Kami upaya komunikasi agar ada antsipasi terjadinya kasus," jelasnya.

Lebih lanjut, masyarakat bisa melajukan aktivitas seperti biasa untuk upaya pencegahan jika mengalami gejala cacar monyet segera ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit.

"Kita harus melakukan screening lebih dulu. Gunakan masker supaya tidak terjadi infeksi silang antar pasien," ujarnya. (*)  

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved